"Bambang! Kebiasaan banget sih kalau panggil Mimin, suka pakek nama itu!?" keluh Ce Mimin.
"Maaf, Mimin. Bambang mah emang suka keceplosan," tukas Bambang dengan raut wajah yang menyesal.
"Kebiasaan kamu mah! Kalau begini caranya, orang-orang jadi tahu siapa, Mimin yang sebenarnya!"
"Yaudah, Min. Kalau begitu mendingan kamu mah jujur aja,"
"Jujur?"
"Iya, Mimin, jujur aja kalau sebenarnya Mimin itu cowok!"
"Ih, Bambang! Kamu itu emangnya mau kalau sampai warung aku sepi terus kamu berhenti bekerja?"
"Ya enggak sih, Min! Tapi—"
"Ah, gak ada tapi-tapian, pokonya, Mimin gak mau tahu kalau sampai Bambang, nyebut nama Mimin dengan nama yang tadi, Mimin gak bakalan mau lagi temenan sama, Bambang!" ancam Ce Mimin.
"Iya, Mimin, Bambang janji deh gak bakalanya keceplosan lagi," ujar Bambang dengan penuh penyesalan.
Tak lama Rizka pun datang menghampiri mereka berdua.
"Eh, ini ada apa sih?" tanya Rizka.
Ce Mimi tak menyahuti pertanyaan Rizka dan bibirnya masih cemberut saja.