Hari yang cerah bagi Marpuah dan dia baru saja bangun dari tidurnya. Gadis dengan ciri khas tompel yang ada di wajahnya itu tampak menggeliatkan tubuhnya sesaat lalu dia pun pergi meninggalkan kamar menuju sawah yang letaknya tak jauh dari rumahnya itu.
Tanpa cuci muka dan tanpa gosok gigi terlebih dahulu, dengan penuh percaya dirinya Marpuah tersenyum kepada setiap warga yang kebetulan lewat di depannya.
Baginya senyum itu adalah ibadah tapi dia lupa jika kebersihan juga, sebagian dari iman.
Tapi yasudahlah, membahas keajaiban Marpuah memang tidak ada habisnya.
Marpuah berjalan ke sebuah gubuk tempat sahabatnya bernaung, yaitu Chucky, si bebegig sawah.
Benda mati yang sudah dianggap Marpuah sebagai sahabat oleh Marpuah.
Karna selama ini hanya Chucky satu-satunya yang begitu tahan mendengar celotehan unfaeda dari Marpuah.