"Na na na na... la la la la ...."
Pagi hari yang cerah, dan dihiasi dengan suara seseorang yang tengah bersenandung.
Dan suara itu berhasil membuat Didi penasaran untuk melihatnya.
"Siapa itu?" ucapnya.
Dia mengintip dari cendela rumahnya, dan ternyata adalah Marpuah.
"Tumben banget si Tompel, pakek acara bersenandung, biasanya dia mah kalau pagi-pagi begini suka nangkring-nangkring di pepohonan?" ujar Didi.
Melihat Jamillah membuatnya jadi teringat dengan Qimons.
Harusnya kalau ada Qimons, dia akan melakukan keisengan bersamanya.
"Andai elu ada di sini, Mons ... lagian sekarang elu ada di mana sih? Gue kangen sama elu, Qimons. Gue capek diocehi sama Rudolf gara-gara gak bisa masak," gumam Didi dengan wajah yang memelas.
Tak sadar dia malah melamun di depan jendela rumahnya.
Tatapannya begitu kosong, pikirannya sudah melayang kemana-mana.