Masih tentang tumbuhan kecubung hasil dari tanaman tangan lembut seorang Marpuah.
Tumbuhan fenomenal itu tampak subur di halaman rumahnya.
Setiap hari dia menyiram dan memberinya pupuk.
"Pu'ah, kenapa sih kamu nanam begituan banyak banget, mendingan dibasmi aja!" ujar Jeng Oktaf.
Marpuah tampak tersinggung mendengar ucapan dari ibunya itu.
"Ih, Mami itu jahat banget! Pu'ah, tuh sayang sama tanaman-tanaman, Pu'ah, masa suruh ngebasmi sih?!" protes Marpuah.
Sebenarnya, pada awalnya Jeng Oktaf tidak peduli dengan hobi Marpuah yang membudidaya tumbuhan kecubung, hanya saja peristiwa kemarin membuatnya sangat trauma.
Bayangkan ikannya satu kolam harus meregang nyawa setelah di beri pakan oleh Marpuah dengan daun kecubung.
Oleh karna itu Jeng Oktaf menjadi benci dengan tumbuhan kecubung.
Bahkan merasa khawatir jika masih banyak tumbuhan itu di halaman rumahnya, maka suatu saat akan terjadi sesuatu yang lebih menyeramkan lagi.