Anwi duduk di seberang Dika, menatap Dika dengan penuh harap, seolah menunggu bos memujinya.
Apakah efisiensi ini tidak terduga? Terkejut?
Anwi sendiri tidak bisa membantu tetapi ingin mengirim lingkaran teman dan memberi dirinya suka.
Namun, saat ini Dika dengan tenang mengeluarkan ponselnya dan membuat panggilan, "Saya menebak dengan benar, kamu bisa datang dan memimpin seseorang."
"Apa yang kamu tebak?" Wajah besi itu tiba-tiba menjadi bingung, menatap Dika dengan bingung.
Dika tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dan terus makan. Anwi menyentuh perutnya, dan hanya memesan makanan.
Lima menit kemudian, sesosok tubuh masuk ke dalam hotel dan langsung menarik perhatian banyak pelayan di hotel tersebut. Pada pertarungan pertama tadi malam, juri disini bisa dikatakan telah meninggalkan namanya.
Menjadi terkenal dalam Perang Dunia I.
Banyak tatapan yang menatap hakim itu penuh dengan pemujaan.