Sinta memandang Bu Warti dengan sedikit panik.
Melihat postur ibu, sepertinya Dika benar-benar dianggap sebagai menantu ...
Bu Warti memiliki senyum di wajahnya.
Dia juga ingin mengerti sedikit.
Murid ini yang tidak memiliki kekuatan internal dan bukan seorang seniman bela diri, tetapi merupakan kepala sekolah kedokteran kuno, identitasnya pasti sangat istimewa. Mungkin ada alasan lain yang menentukan dan penting untuk bisa tetap begitu lembut dan rendah hati di depan mereka.
Jika dia benar-benar kepala sekolah kedokteran kuno, itu akan menjadi rumah yang baik bagi Sinta untuk menikah dengannya.
Terlebih lagi, dia juga penyelamat suaminya.
Bu Warti melirik Pak Tono.
Pak Tono secara alami merasakan maksud Bu Warti. Dia selalu mengikuti kata-kata dirinya, jadi dia menoleh untuk melihat ke mata Dika ... Oh sial, ternyata lelaki tua itu memandangi menantu, dan dia suka itu lebih dan lebih.