Dika merasakan martabat nada Pak Tian, dan tidak dapat menahan rasa ingin tahu untuk bertanya, "Apa yang penting?"
"Simen,Tendean." kata Pak Tian dengan suara yang dalam, "Sehari sebelum kemarin, kamu Dia mengalahkan Tendean. Selain itu, dia menggunakan Tinju Ular dari Simen. "Pak Tian menatap Dika dengan dalam, dan kemudian berkata dengan sungguh-sungguh," Tendean meninggalkan Jakarta malam itu, dia pergi. Arah adalah markas besar Simen"
"Jika Anda tidak yakin, mari kita pindahkan bala bantuan." Dika terkekeh tidak setuju.
"Jika hanya memindahkan bala bantuan, masalahnya tidak terlalu serius." Wajah Pak Tian menunjukkan sedikit kepahitan, "tapi hari ini, Simen telah memposting banyak pos pahlawan."
Dika memicingkan mata dengan bingung.