BAB 47: HADIAH SEDERHANA
Meskipun ada suara "gong dan gendang" di luar, Dika tidur dengan nyenyak.Dika sangat kesal dengan Bu Dela, dia sepertinya lupa bahwa dia adalah muridnya, dan sebagai guru bahasa Inggrisnya, dia setidaknya kedinginan dan memberinya selimut! Ketika Dika bangun keesokan harinya, dia berulang kali menggelengkan kepalanya dan menghela nafas.
Dika tidak melupakan bahwa masih ada tugas penting hari ini.
Mobil Roy Marten akan muncul di gerbang Sekolah Menengah 58 Jakarta pada pukul delapan pagi.
Setelah Dika mencuci dengan cepat, dia melewati kamar Bu Dela, melirik ke pintu yang tertutup, menggelengkan kepalanya dan berjalan keluar.
Ketika Dika berjalan ke lantai dua, dia kebetulan bertemu dengan mbak Leni dan Dika tersenyum.
"Halo Dika." Mbak Leni menoleh dan tersenyum lembut, tetapi matanya tidak bisa menyembunyikan sedikit pun kelelahan, "Ini akhir pekan yang jarang terjadi, jadi saya tidak ingin beristirahat dengan baik."