"Tunggu!"
Tepat ketika Red hendak mengajak Liza keluar dari ruangan perpustakaan, Liza menahan tangan pria itu dengan cepat.
Red menoleh seraya tersenyum. "Kenapa? Kau tidak mungkin terus-terusan berada disini, kan? Ayo kita bergabung dengan yang lainnya!" ajaknya dengan lembut. Bagaimanapun Red harus bisa semeyakinkan mungkin agar Liza mau diajak pergi. Sampai nada bicaranya pun Red mencoba menyesuaikannya dengan gaya bicara Christ pada Liza.
"Kau belum menjawab pertanyaanku, Christ. Sebenarnya apa yang terjadi tadi? Aku merasakan hawa tak menyenangkan dari sumber dentuman tadi."
"Itu biar kujelaskan nanti, Liza. Sekarang kita keluar dulu, okay?" pinta Red dengan wajah memohon.
Liza menggeleng, sembari melipat tangannya di depan dada. "Tidak! Aku mau jawabannya se-ka-rang!"
Red menghela napasnya. Dalam pikirannya mencari-cari alasan masuk akal yang dapat diterima oleh Liza.
"Christ? Kau kenapa diam saja, sih?" kesal Liza.