"Ayah! Ayah!"
Raul memanggil-manggil Ayahnya dengan semangat. Sementara tangannya menarik lengan Liza, sambil berlarian dengan semangat. Mau tidak mau, Liza juga iku berlari mengikuti Raul.
"Raul pelan-pelan! Tidak perlu sampai menarikku juga! Aku bisa jalan sendiri!"
Raul yang menyadari Liza merasa tidak nyama karena tarikannya itu sontak terhenti dan melepaskan tangannya dari lengan Liza.
"Hehe! Maaf, Kak! Aku hanya terlalu bersemangat! Lagipula kita juga harus cepat sebelum Ayah berangkat keliling wilayah untuk patrol! Tadi aku sempat melihat Ayah mulai bersiap tadi!" ucap Raul dengan cengirannya.
"Patrol? Mengapa Ayah--ah maksudku Tuan Anthony berpatrol? Memangnya ada bahaya, ya?" tanya Liza bingung.
"Apa kakak tidak ingat, kalau pasukan penyihir legendaris kemarin sempat menyerang pasukan Jin yang hendak menangkap kakak dan Christ kemarin?"