"Aku sudah tidak ingin makan lagi." Kiara mengerutkan kening, "Lebih baik aku naik ke atas dan istirahat!"
Setelah berbicara, Kiara memperhatikan beberapa orang di pintu dan tersenyum, "Mengapa kamu di sini?"
Vano berjalan ke sini dengan cepat, "Tidak ada apa-apa! Ngomong-ngomong, aku ingin bayi di perutmu."
"… Hah?" Kiara menyeringai dan tanpa sadar menyentuh perutnya, "Baby?"
"Ya, Bu! Bukankah anda sedang mengandung anak kedua?" Ibu Asih tersenyum dan berkata, "Dokter akan segera datang, dan anda akan naik ke atas untuk istirahat dulu, dan saya akan membiarkan seseorang memasak makanan pembuka."
Kiara masih sedikit bingung mengenai apa yang mereka bicarakan, dan tanpa menunggu jawaban akan kebingungannya, Aksa sudah membawanya ke atas. Semakin Kiara memikirkannya, semakin Kiara merasa ada yang salah.
Pertama-tama, Kiara dan Donita memikirkan tempat untuk pergi. Memikirkan lembar ujian dan nada suara ibu Aksa, dia merasa malu dengan ganjalan iru di hatinya.
