Di ruang bawah tanah sebuah pabrik pinggiran.
Dengan tergesa-gesa, Kiara berdiri berjinjit dan secara tergesa mencium bibir Aksa, gemetar karena tersedak, merasakan dinginnya bibir Aksa.
Saat bibirnya terkatup rapat, tubuh Aksa tampak tegak.
Air mata mengalir di wajah Kiara, dan air mata asin mengalir ke sudut bibir kedua orang itu, Kiara memegang tangan Aksa di pinggangnya, dan melakukan ciuman tipis di pipi Aksa.
Aksa tanpa sadar memeluk pinggang Kiara, seperti ini pertemuan terakhir mereka, memberinya sentuhan kenyamanan saat ia tidak berdaya.
"Aksa, kamu bersamaku, tidak ada orang lain." Kiara mencium wajah Aksa dan bergumam, "Kamu tahu siapa aku?"
Kata-kata Kiara seperti sinar matahari dalam kegelapan, memberi pikiran kacau Aksa momen kejelasan.
Dia tidak membuka matanya, tapi lengannya mencengkram pinggang Kiara, suaranya kental dan tumpul, seakan-akan berisi segenggam pasir, dan berkata, "Kiara."