"Pernikahan yang sempurna?" Galih mengangkat sudut mulutnya, "Kamu yakin bisa melindungi Kiara? Jika tidak, aku tidak khawatir membiarkan Kiara bersamamu."
"Sekarang masalahnya, apakah kamu masih enggan untuk menyerah? Sudah berakhir, kamu adalah saudara Kiara, aku bukan tidak dapat diterima." Aksa memasukkan tangannya ke dalam sakunya, dan semakin tenang dan tenang dia, semakin mulia dia terasa.
"Masih ada pertempuran di antara kita."
-----
Galih tidak bisa melepaskan hatinya, dia tahu dia sudah lama kalah, tapi dia tidak berdamai. Dia ingin menggunakan 'pertempuran' ini untuk membuat dirinya benar-benar menyerah. Bahkan dia sendiri tidak tahu kenapa suatu hari dia bisa begitu gigih.
Aksa menyipitkan matanya, menatap Galih, dan berkata, "Pertempuran apa?"
