Air mata mengalir dari wajah Kiara, dia sedikit mali dan berkata, "Tak tahu malu!"
Aksa mengangkat alisnya dan tidak mengatakan apa-apa.
Kiara terharu dan memeluk Aksa, dia memeluknya dengan erat, "Aku tidak bermimpi kan?"
"Apa maksudmu?" Aksa memeluk Kiara, menundukkan kepalanya dan mencium puncak rambut Kiara, "Jika aku bermimpi pun, aku tidak mungkin memimpikkan hal yang begitu indah seperti ini."
"Aku juga." Kiara mengusap wajahnya dengan baju Aksa, menyeka air matanya dan berkata, "Bagaimana kamu menemukannya? Bagaimana bisa kamu meninggalkan gadis kecil itu di rumah? Kamu kan bisa menelepon dan aku akan kembali."
"Apa kamu tidak malu mengatakan itu?" Aksa berkata, "Kamu meninggalkan gadis kecil itu dan aku di rumah, lalu pergi ke tempat ini, tempat dimana tidak ada sinyal sama sekali." Aksa berkata sambil melihat ke sekeliling sambil mengerutkan keningnya.
Kiara membalas, "Kalau begitu aku juga melakukannya seperti penyakitmu, siapa yang membuatmu diam seperti itu?"