"Aku tahu itu!"
Kiara berteriak tidak tahan lagi, dia menangis dengan gembira, air matanya mengalir seperti manik-manik yang rusak.
Seolah ingin menenggelamkan semua kesedihan dengan menceritakan semua kebahagiaan dan kegembiraan.
Selain menangis bersama Aksa, Kiara tidak bisa memikirkan cara lain untuk mengekspresikan emosi. Anaknya belum meninggal! Ternyata pikiran awalnya benar!
Ini benar-benar hal yang paling membahagiakan di dunia!
"Aksa, anak kita belum meninggal..." Kiara merintih dan menangis, dia menyandarkan kepalanya di bahu Aksa, dan memegang erat selimut itu dengan tangannya.
Dia terus berada di posisi itu dan menangis selama setengah jam.
Aksa juga tetap memegang Kiara dengan sabar mendengarkan Kiara menangis selama setengah jam. Bahkan, dia dan Kiara memiliki perasaan yang sama, tetapi ... sebagai seorang pria, dia tidak mudah meneteskan air mata. Padahal dalam hatinya, air sudah membanjir.
