Ketika Aksa sedang berbicara, Ramon dan Fitri sedang melewati pintu, dan ekspresi wajah semua orang tidak terlalu bagus.
"Presiden Aksa, apa saya perlu menutup pintunya?"
Ramon sangat mengenal Aksa, dan dia cukup berani menggoda Aksa. Dia datang ke pintu kamar Aksa dan memandang Aksa dan Kiara sambil menyeringai.
Wajah Kiara menjadi merah.
Pandangan Aksa tertuju pada Ramon seperti pedang dingin, "Karena kalian tahu kami sedang berbicara, mengapa kamu tidak segera menutup pintunya?"
"Ya, ya!" Ramon menjawab dengan cepat, menutup pintu kamar Aksa, dan menghembuskan napas.
Dengan pintu tertutup, Aksa duduk di kursi anyaman, dengan kaki Erlang dimiringkan, kaki panjangnya sangat mencolok, dan dia berbicara dengan santai: "Kamu bisa memilih untuk tidak tinggal di sini atau tidak, bagaimanapun, tidak ada ruang."
"AKU..."