Segera sekretaris itu kembali lagi. Dia memegang laptop di satu tangan dan secangkir air panas di tangan lainnya. Dia memang sekretaris Dylan Eka, dan sepertinya dia adalah orang yang efisien. Elina Windy tahu bahwa air panas dan komputer Dylan yang dingin adalah untuk dirinya sendiri, dan dia dengan cepat berterima kasih kepada sekretaris: "Terima kasih banyak, nama saya Elina Windy, Anda dapat memanggil saya Elina, bolehkah saya menanyakan nama Anda?" Nadanya santai dan hidup, membuat orang merasa sangat dekat.
Sekretaris itu melirik Elina Windy dengan heran, tetapi tidak menyangka dia bisa berbicara sendiri dengan nada ini. Elina Windy memandangi mata sekretaris yang tidak terduga, berkedip padanya, memberikan tatapan terima kasih layaknya Buddha. Melihat tampang Elina, sekretaris itu tersenyum dengan jelas. Gadis kecil ini tahu bagaimana bersyukur bahkan mengingat hal-hal kecil yang pernah dia bantu sebelumnya.