Rian melirik Dylan, matanya berkaca-kaca, seolah-olah Dylan baru saja mengatakan sesuatu yang sangat serius.
Melihat Rian seperti ini, hati Dylan menjadi semakin marah. Dia tidak tahu mengapa Rian menangis begitu banyak, dan dia tidak terlihat seperti laki-laki sama sekali.
Melihat Dylan akan marah, Iva berkata kepadanya: "Oke, Dylan, Rian masih muda. Ketika dia besar nanti, dia akan menjadi peka. Kita tidak mengerti apa-apa ketika kita masih muda."
Ketika Dylan mendengar Iva mengatakan ini, dia merasa lebih tidak senang. Pemikiran Iva-lah yang mengajari Rian untuk menjadi seperti ini. Ketika dia setua Rian, meskipun dia tidak patuh, setidaknya dia berani, sangat kuat, tidak menangis di setiap kesempatan, apalagi berubah-ubah.
Dylan meletakkan sumpitnya dan melihat ke arah Iva dan berkata dengan serius: "Iva, Rian adalah anak saya. Saya memiliki hak untuk mendidiknya. Lain kali, ketika saya mendidik anak-anak, jangan menyela."