Bibir tipis pria itu sekencang pisau, dan tatapannya ke arah runtuhnya begitu tajam sehingga dia seolah membelah salju yang telah menumpuk selama bertahun-tahun di depannya menjadi dua.
Dalam angin dingin yang menderu, bahkan dalam angin dingin, tulangnya hampir kaku, dia menahannya, dengan tenang berkata: "Tidak, di mana pun dia berada, semua orang bisa bertahan hidup."
Nada suaranya setegas batu, dan tatapannya setajam Lizzie. Dia menoleh untuk melihat instruktur, dan berkata perlahan setiap kata: "Saya percaya dia bisa melindungi kehidupan semua pejuang."
Bagaimana mungkin wanita dengan temperamen paling murni itu dapat dengan mudah dikalahkan?Yang lain hanya melihat pandangannya yang acuh tak acuh dan dingin, tetapi dia melihat bahwa dia adalah temperamen murni yang tidak akan pernah menyerah pada teman dan rekan seperjuangannya.