Putri masih mondar mandi dalam kamar nya antara ingin pergi atau tidak.
Undangan biru muda yang ia dapatkan itu masih ada di atas meja. Jujur saja ia marah dengan semuanya yang terjadi secara dadakan itu.
Tapi jika ia tak hadir di pernikahan Kaira maka ia akan menyesal. Bagaimanapun selama ini Kaira sudah terlalu baik dan banyak berkorban untuk nya.
Tak ingin begitu pusing, Putri mengambil ponsel nya untuk menelpon Leon, menanyakan pendapat laki-laki yang merupakan mantan Kaira.
Tak perlu menunggu lama, karena Leon langsung mengangkat telepon dari Putri pada deringan pertama.
"Halo." Ucap Leon.
"Lo dimana Le?" Tabya Putri.
"Mau pergi ke acara Kaira." Jawab Leon.
Putri menaikkan alisnya, bukankah semalam Leon merasa tak percaya? Lalu sekarang apa? Mengapa tak terdengar suara keputusasaan dari Leon?
"Le, Lo yakin?" Tanya Putri.
"Kenapa nggak?"
"Tapi Le, ini Kaira loh yang menikah."