Arka berbaring di atas kasurnya, jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Di bawah, Kaira sedang membuat kan dirinya makan malam. Entah bagaimana bentuk Makanan yang akan jadi itu ia juga tak tahu.
Tapi biarkan lah saja, ia juga tak ingin terlalu menuntut pada wanita itu. Jika itu yang bisa membuat ia senang maka biarkan saja.
Memasak akan lebih baik daripada ia terus saja melamun, setelah itu ia akan menangis dengan rasa khawatirnya itu kepada Galih yang belum juga memberikan Kaira kabar.
Tiba-tiba ia teringat dengan malam dimana Galih menelpon Kaira dan ia lah yang mengangkat telpon tersebut.
Apakah Galih benar-benar menuruti keinginan nya yang meminta Galih untuk menjauhi Kaira?
Memang seharusnya seperti itu, karena Kaira bukan lagi anak-anak, tapi mau bagaimana lagi? Kaira terus saja menjatuhkan air Matanya saat ini.