Chereads / DATING HOT NEWS! [INDONESIA] / Chapter 4 - COLLABORATION

Chapter 4 - COLLABORATION

"Helen, bisa kau jelaskan?"

Pertanyaan penting tersebut akhirnya dilontarkan oleh Baek Hyeon. Sebagai direktur utama di agensi YX Entertainment, beliau berhak tahu apa yang terjadi dengan artisnya. Terlebih, jika skandal yang tidak ia diketahui terungkap ke media.

Helena yang sedari tadi berdiri dengan menundukkan kepalanya, kini mengangguk pelan. Bukan karena rasa takut terhadap Baek Hyeon. Melainkan, rasa bersalah karena skandal yang dirinya perbuat.

"Maaf. Saya tidak seharusnya melakukan kencan secara diam-diam. Terlebih, tanpa memberitahu Anda. Saya hanya takut ketika meminta izin akan hal tersebut, Anda akan melarang dan semakin memperketat jadwal saya," aku Helena.

Solois tersebut tidak akan memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Karena Helena tahu, dengan skandal seperti ini, dirinya tidak akan dikeluarkan dari agensi.

Ia adalah salah satu penopang Industri Entertainment. Alasan yang wajar dan cukup sederhana.

Pengakuan yang baru saja Helena lontarkan, tidak ada respon. Di ruangan Direktur Utama yang cukup luas ini, dirinya tertekan.

Hingga, Helena kembali menambahkan, "Foto tersebut diambil sekitar sembilan bulan lalu. Saat saya dan ... Kai ... melakukan kencan secara diam-diam. Maaf. Maafkan saya, Sangjanim."

Wanita tersebut kemudian menunduk dalam. Jelas-jelas, karena kesalahannya dan skandal yang diperbuat, Agensi YX Entertainment mengalami kerugian yang cukup besar.

Helena—sebagai artis yang menyumbangkan banyak kekayaan untuk agensinya dalam dua tahun debut, kini menjadi alasan menurunnya pendapatan. Solois itu memiliki banyak fanboy. Dapat dibayangkan bagaimana perasaan mereka ketika mengetahui kabar dating solois favoritnya. Tentu mereka akan berhenti membeli album, atau hal lain yang lebih parah.

"Skandal tentang dirimu digunakan untuk menutupi skandal besar yang lain. Itu seperti bom waktu. Bagaimana jika kau menggunakan comeback nanti untuk menutupi skandal dirimu sendiri?" Baek Hyeon memilih untuk menyampaikan penyelesaian.

Helena mengangguk. "Baik. Saya siap melakukannya. Terimakasih banyak, Sangjanim." Wanita itu kemudian membungkuk hormat beberapa saat, sebelum akhirnya kembali dalam posisi tegak. Ia mengucapkan rasa syukur berkali-kali, hatinya sungguh lega.

Meski direktur utama tidak menjawab permintaan maaf Helena, tidak masalah. Beliau sebenarnya orang yang baik. Namun, terkadang ia harus bersikap tegas terhadap artis-artisnya.

Bahkan, setelah Helena memiliki skandal, Baek Hyeon tetap mengangguk kecil sebagai jawaban atas sikap hormat Helena. "Untuk skandal tentang dirimu, akan aku buat bahwa itu tidaklah benar. Seperti sebuah *Media Play yang disetting sedemikian rupa."

*Permainan media (Manipulasi)

***

Kini Helena berada di Studio Music miliknya. Wanita tersebut sedang berusaha keras untuk membuat lagu yang dapat menuntaskan rasa rindu terhadap para fans. Walau mungkin banyak yang telah pergi meninggalkan akibat skandal yang belum genap dua puluh empat jam dirilis.

"Helena, apa kau memiliki lagu utama lain yang cocok dengan tema Album?" Geonard bertanya.

Helena cukup terkejut dengan pertanyaan tersebut. Album?

Dari awal, hanya ada rencana comeback dengan satu lagu utama saja. Namun, Album? Sungguh?

"Album?"

"Ya. Skandalmu itu telah beredar hampir ratusan negara. Jika hanya satu lagu utama, maka tidak akan menutupi keseluruhan skandal. Kita butuh Album yang berisi beberapa lagu tambahan." Baek Hyeon menimpali. Ia tahu, artisnya ini sedang bingung karena keputusan yang sangat mendadak.

Helena kemudian mengangguk dengan penjelasan direktur utama. "Saya mengerti, Sangjanim. Terima kasih sebelumnya."

"Bagaimana Helena? Kau memiliki banyak lagu yang sangat sangat berpotensi untuk menerobos papan peringkat." Kembali Geonard menanyakan pertanyaan yang tadi belum sempat Helena jawab.

"Ya, mungkin beberapa. Saya akan mencari lagu yang cocok. Semua rekaman lagu yang saya buat ada di apartemen," jawab Helena sopan.

Bekerja sama dengan salah satu pembuat lagu terbaik di YX Entertainment sangat menyenangkan. Geonard, dia merupakan produser lagu asal Amerika Serikat. Karyanya pun tidak main-main. Beliau selalu memodifikasi nada yang akan membuat banyak orang ketagihan ketika mendengarnya. Pantas saja Baek Hyeon menjadikan Geonard sebagai salah satu produser lagu di YX Song.

Bahkan kini, Geonard dan Helena sedang berusaha menyelesaikan reff yang akan membuat fans tidak mau berhenti untuk memutar lagu.

"Carilah lagu yang cocok dengan reff utama ini. Kau juga dapat membawa beberapa lagu yang akan dimasukkan ke dalam album nantinya. Jam enam pagi, kita bisa melakukan rapat di Studio Music–mu," jelas Geonard mengenai rapat nantinya. Ia tidak bisa jika harus menunggu orang lain mengambilkan rekaman lagu dari apartemen Helena, yang pasti akan membuang-buang waktu.

"Baik, Geonard. Terima kasih atas waktumu besok," ucap Helena.

Geonard mengangguk pelan. Dia bukanlah orang Korea. Jadi, tidak masalah jika Helena menggunakan panggilan formal hanya dengan nama panggilan.

Sedangkan Baek Hyeon, beliau sedang duduk di sofa panjang. Di tangannya, terdapat kertas bertuliskan beberapa lirik reff yang mungkin akan menjadi bagian lagu utama.

Pria dengan umur di akhir empat puluh tahun tersebut terlihat serius, dengan tangan kanan memegang secangkir kopi. Beliau menyeduhnya sekali, lalu beralih menatap Helena yang sedang berkutat dengan pensil dan kertas. Sedangkan di samping, Geonard melakukan hal yang sama. Mereka sungguh sibuk hanya untuk membuat reff yang pas.

"Helen." Baek Hyeon memanggil dengan nada tegas.

Sedetik setelahnya, yang dipanggil segera berdiri dari kursi dan memberhentikan aktifitasnya. Helena membungkuk dan kembali menghadap Baek Hyeon. "Ya, Sangjanim?"

"Aku tahu lagu-lagu dan koreografi milikmu di atas rata-rata. Namun, seandainya ada yang kurang, kau dapat mengadakan rapat denganku. Ingat, YX Entertainment memiliki banyak lagu dan koreografi. Jangan menunda, atau semua persiapan akan gagal. Satu lagi, Helen. Aku telah menyiapkan sebuah collaboration untukmu dengan seorang artis papan atas."

Ucapan Baek Hyeon tersebut membuat Helena kembali membungkukkan badannya empat puluh lima derajat. Solois tersebut berucap, "Terima kasih banyak, Sangjanim."

Percayalah. Meski pun hanya sebuah ucapan singkat, Helena mengucapkannya sepenuh hati. Tidak ada hal lain yang keluar selain kata terimakasih.

Namun, Helena juga bingung. "Artis papan atas? Siapa, Sangjanim?"

Wanita yang sudah menegakkan kembali badannya itu masih menunggu jawaban Baek Hyeon. Beliau sangat pintar membuat artisnya penasaran.

"Artis Amerika Serikat yang sangat terkenal." Baek Hyeon menggantung kalimatnya. Hal itu tentu semakin membuat Helena penasaran. Beberapa detik berlalu, Baek Hyeon akhirnya meneruskan, "Selena."

Suara kursi jatuh terdengar. "Selena?" Geonard sungguh kaget. Siapa yang tidak mengenal suara deep voice artis tersebut? Terlebih Geonard merupakan warga Amerika Serikat.

"A–anda bercanda, Sangjanim?" Masih dengan wajah terkejutnya, Helena menanyakan kebenaran.

Ayolah, wanita itu bahkan sering mendengar lagu-lagu Selena lewat platfrom musik. Lalu sekarang, collab?

Antara percaya dan tidak percaya. Maka Helena berada di tengah-tengahnya.

Melihat raut wajah Geonard serta Helena, Baek Hyeon menghela napas pelan. "Tidak, Helen. Jangan membuatku untuk mengulanginya. Dan, ya! Selena yang meminta collaboration denganmu."

Pernyataan Baek Hyeon kembali membuat dua orang yang tadi terkejut, kian tak percaya.