Tapi, di ujung telepon sana, Ryan malah berdecak pelan. "Yak, Helen. Apa kau tidak mengecek ponselmu?"
Saat itu pula, Helena seakan tersadar. Ya, dirinya melupakan bahwa jati diri Helena adalah seorang solois wanita. Seseorang yang kegiatannya selalu dapat dengan mudah dilihat dan disorot. Hanya melalui sebuah media yang meng upload, kemudian menyebar ke mana-mana. Dari satu ponsel, ke ponsel lainnya. Hingga banyaknya pembicaraan mengenai topik yang sama, menjadikan sebuah berita tersebut menjadi tranding.
Helena menghela napasnya pelan. Kemudian menganggukkan kepala meski Ryan tidak akan dapat melihat respon tersebut. Karena media penghubung yang keduanya gunakan hannyalah sebuah panggilan telepon.
"Oh, ya, ya. Aku mengerti, Ryan. Hampir saja aku melupakan statusku yang merupakan seseorang solois global," gumam Helena pelan.