Ketika papa Rain pamit pulang, Jeanna sejujurnya merasa kehilangan. Di villa ini sudah cukup dingin, ditambah dengan dua pria dingin lainnya. Namun, kehadiran papa Rain benar-benar mencairkan suasana dingin di tempat ini. Sekarang, tanpa papa Rain, tempat ini kembali terasa seperti gunung es.
"Jika kau sedang mengata-ngataiku dalam kepalamu …"
"Pak Rain," panggil Jeanna.
Jeanna menoleh pada Rain dan pria itu juga tampak menatapnya, agak terkejut.
"Saya akan melakukan seperti yang diminta Pak Harlan," ucap Jeanna. "Karena itu … Pak Rain bisa percaya pada saya."
Rain menatap Jeanna beberapa saat, tanpa menanggapi.
Apa pria itu tak setuju?
"Kau benar-benar tak meyakinkan," ucap pria itu kemudian.
Ha?
"Bagaimana aku bisa percaya padamu jika kau terus mengataiku dalam kepalamu?" sebut Rain.
Jeanna merengut. Pria itu pendendam sekali.
"Tapi, apa kau tak bisa memasak sesuatu yang lebih berkelas?" tuntut Rain kemudian.