Dua jam berlalu disibukkan dengan acara di pondok Pesantren kegiatan sehari-hari. Setelah Ngaji Alquran di hadapan Kiai dan setelah isya' pengaosan kitab Tafsir Jalalain. Barrak merasa lelah dia rebahan memandang cahaya lampu yang tidak lama dipadamkan dan hanya menyala sedikit.
'Semua kehidupan pun ada masalah, dulu sebelum gus Fatih sukses pun juga mendapat rintangan. Aku merasa ucapan dari Gus Za tadi adalah sebuah isyarat. Apalagi selama ini aku belum mendapatkan cobaan yang berat, akulah cobaan dari orang tuaku selalu merepotkan, membuat onar sangat memalukan,' Barrak berpikir kembali menyesali kelakuan lampaunya.
Pemuda itu setelah tafakur dia pun akhirnya bangun dari tempatnya. Barok berjalan menuju asramanya.