Setelah mendapat teguran dari Yaya Barrak mulai berfikir.
'Lebih baik memang saat ini aku harus melepaskan cinta yang sebatas angan dan tidak tahu rupa, aneh bukan? Diriku ini, mencintai seseorang hanya lewat tulisan. Neng Yaya sudah meyakinkanku bahwa cinta nantinya akan datang sendiri. Kenapa aku takut tidak akan bertemu jodoh. Hadeh ... Barrak. Namun juga ada ketakutan, Aku takut mencintai istrinya Gus Za. Barrak kamu ini Aneh sekali,' batinnya semakin memanas dia menggigit bibir bawah.
Kini perasaan Putra Sang Kiai pun akhirnya menyerah untuk mendapatkan Nasya Sabila. Melihat Kiai Mad masuk mobik, Barrak mulai beraksi menyetir. Barrak mengendarai mobil Kiai untuk pulang ke Banten.
Dalam perjalanan itu mereka hanya istirahat, hanya Barrak yang terjaga.