Yash tiba-tiba muncul di sampingku dan ikut berdiri di tengah para wanita yang saat ini tengah menatapku tajam. "Halo, aku Yash. aku sahabat Riyan, sejak tadi dia memperhatikan mu. Aku rasa dia memang menyukaimu, dia orang yang baik dan sedang kosong hatinya. hihihi…"
Aku mendelikkan kedua mataku melihat Yash berkata demikian, aku tahu dia sedang mencoba membelaku.
"Wah, jika sahabat mu ini sedang kosong lalu bagaimana denganmu?" tanya wanita yang mengaku sebagai sepupu Hasya tadi.
"Sayang sekali, aku sudah baru saja menikah. Dan istriku sedang hamil saat ini," ujar Yash menerangkan dengan jujur. Kulihat sesuatu yang berbeda dari Yash, dia menjadi orang yang jujur setelah menikah.
"Ups, maaf."
"Hem, tidak apa. Kalau begitu, apakah sahabatku ini boleh mengantar Hasya pulang malam ini?"
"Boleh, tentu boleh…"
"Aini… AKu tidak mau!" jawab Hasya menolak keras.
"Hasya, ayolah… Aku akan ikut denganmu, kita hemat uang taksi malam ini."
"Aini…"