Happy reading semuanya!
Matanya fokus menatap layar Ipad miliknya, sesekali mengangguk seakan paham apa yang sedang di baca walaupun sebenarnya lelaki itu tidak yakin dengan jawaban yang tertulis disana. Tangannya juga sesekali menulis apa yang membuat dirinya bingung, mungkin ia akan belajar langsung pada tetangga barunya itu.
Alis matanya menaik sebelah, lelaki itu bingung dengan judul yang ditulis tepat di bawah video yang menampilkan seorang laki-laki dengan pakaian panjang dan perempuan berpakaian seperti Raima melakukan sebuah gerakan. Entahlah ia tidak yakin dengan apa yang dilakukan oleh mereka.
"Shalat? Shalat itu apa sebenarnya? Kenapa tidak di jelaskan disini? Wahh—banyak sekali gerakannya? Apakah tidak sakit kalau banyak gerakan begitu? Berapa kali harus melakukannya?" gumam Yoongi
Anggap saja dirinya tengah penasaran saat ini dengan agama yang dianut oleh tetangganya itu, dirinya merasa benar-benar tertarik dengan agama dari Raima setelah gadis itu memberitahukannya saat sedang berbincang dengan Jungkook, Taehyung dan Jimin. Tangan Yoongi mengikuti satu persatu gerakan shalat yang di tampilkan oleh video yang sedang ia putar, "Ini benar atau tidak ya? Sepertinya Raim tidak bergerak seperti ini kemarin? Kenapa rasanya berbeda dengan Raim saat aku melihatnya?" gumam Yoongi sekali lagi sembari menggaruk kepalanya yang tiba-tiba terasa gatal.
Lelaki berkulit putih pucat itu merebahkan tubuhnya di atas kasurnya, ia butuh bantuan tetangganya itu untuk hal yang seperti ini. Raima lebih tau banyak hal tentang yang seperti ini di bandingkan dirinya, tapi bagaimana ia dekat dengan gadis itu kalau sang empu yang ingin ia dekati itu saja terasa canggung berada di dekatnya.
Pintu kamarnya terbuka menampilkan Namjoon yang berdiri menatapnya bingung, entah apa yang dipikirkan oleh sang empu sampai melihatnya bingung seperti itu.
"Hyung sedang apa? Belum tidur? Kau tidak sedang melakukan hal aneh kan hyung?" tanya Namjoon
Yoongi menaikkan sebelah alisnya bingung,"Aneh seperti apa yang kau maksud? Aku hanya sedang membuat lirik lagu, tiba-tiba aku menemukan lirik yang cocok untuk lagu terbaruku. Kau sendiri kenapa belum tidur? Berhentilah memasang wajah bingung, aku tidak tahu masalahmu apa." Namjoon menghampiri Yoongi yang kini menutup buku dan menaruh ipadnya di atas nakas miliknya.
"Tiba-tiba aku memikirkan gadis yang menjadi tetangga kita hyung," Yoongi menaikkan sebelah alisnya bingung.
Memang ada apa dengan tetangganya itu? Kenapa semua orang yang berada di rumah ini selalu memikirkan Raima? Tentu saja termasuk dirinya yang juga memikirkan gadis itu. Raima adalah gadis cantik yang membuat semua orang perhatian dalam memikirkan gadis itu.
"Apa Raima baik-baik saja hyung di rumah itu sendirian? Dia perempuan. Bukankah dia akan merasakan kesepian kalau sendirian? Aku bertanya-tanya sejak dia memperkenalkan diri. Apalagi saat ini di Negara kita sedang banyak kasus penculikan atau perempuan cantik hilang," ucap Namjoon
"Tentu saja dia akan baik-baik saja, jangan mengkhawatirkan apa yang kau pikirkan belum tentu terjadi. Tempat tinggal kita adalah tempat aman, tidak mungkin penculik akan masuk ketempat yang super ketat seperti tempat tinggal kita. Lagian kita bisa menemaninnya kalau jadwal kita tidak padat seperti hari ini," Namjoon menghela napasnya pelan.
"Aku merasa cocok dengan Raim," ucap Namjoon
"Dalam hal? Jangan bilang kau menyukainya juga? kenapa banyak sekali orang cantik menjadi incaran, sepertinya Raim juga diincar oleh semua orang. Aku juga merasa cocok dan menyukai Raim yang sangat lembut dan pengertian,"
Namjoon menatap langit-langit kamar milik Yoongi, "Suka itu perasaan wajar kan hyung, rasanya aku ingin melihat dan menolongnya setiap hari walaupun aku tahu aku tidak terlalu ahli dalam urusan memperbaiki sesuatu. Bagaimana kalau seandainya penggemar kita tahu kalau ada satu orang yang menjadi tetangga kita yang bisa mencuri perhatian semuanya? Apakah ekspresinya akan—"
"Kalian sedang apa malam-malam begini? Kalian tidak tidur? Ingat besok kita ada jadwal syuting," tanya Jin sembari menghampiri kedua orang yang tengah berbincang itu.
"Hyung … kita sedang membicarakan Raim,"
Jin melipat tangannya,"Tentang? Apa kalian mengkhawatirkan sesuatu tentang Raim?" Namjoon mengedikkan bahunya pura-pura tidak tahu.
Yoongi menatap langit-langit kamarnya,"Rasanya melihat Raim memang seperti ada yang menarik diri, ada kekuatan yang seakan aku harus tetap menatap Raim. Sebenarnya ini bukan pertemuanku dengan Raim," Namjoon mengangguk setuju, kemudian menatap lelaki berbahu lebar disampingnya itu bingung.
"Bukan pertemuan pertama? Kapan?" bingung Namjoon
"Aku sudah pernah mengatakannya padamu," sahut Jin
"Yak! Hyung tidak memberitahukan apapun, Jin hyung bilang itu rahasia. Menyebalkan sekali hyung yang satu ini, seharusnya hyung mengatakannya padaku." Jin hanya mengedikkan bahunya kemudian menatap Yoongi yang sejak tadi hanya menyimak.
"Raim begitu lembut, aku takut akan ada banyak orang yang menyakiti gadis itu. Yang aku ingat dari dia hanya bagaimana cara dia tersenyum, menatap kita takut, dan wajah canggungnya saat berbicara dengan kita." Namjoon mengangguk setuju ucapan Yoongi
"Dia selalu berbicara bahasa inggris padaku karena dia takut berbicara bahasa korea, maksudnya takut salah pengucapan ataupun takut kita salah mengartikan apa yang dia ucap, pasti lelah menjadi Raim. Aku menjadi sangat yakin kalau dia tidak mengenal kita, biasanya orang lain akan menatap kita dengan pandangan terpukau tapi Raim tidak sama sekali."Terdengar tawa dari Namjoon, "Sudah berapa kali kita membicarakan Raim hari ini," Yoongi tersenyum. Benar juga tanpa sadar mereka selalu membicarakan Raima.
"Aku membayangkan kalau kita main bersamanya seharian full atau berjalan-jalan ke luar kota dan mengenal gadis itu lebih dalam." Ucapan Yoongi barusan membuat kedua orang yang ada didalam kamar milik sang empu mengangguk. Bagaimana pun mereka penasaran rasanya menghabiskan banyak waktu dengan Raima.
Suara dentingan jam menemani mereka yang hanya terdiam menunggu jam syuting mereka yang akan dimulai beberapa jam lagi, mereka ada syuting pagi ini untuk acara talk show. Jadwal mereka benar-benar padat dan mereka tidak tahu kapan jadwal mereka selesai.
"Kalian sedang kumpul? Cepat bersiap kita berangkat ke lokasi syuting sekarang," ketiganya mengangguk, mereka benar-benar menghabiskan waktu hanya membicarakan Raima semalaman.
Yoongi memasukan buku dan ipadnya kedalam tasnya, mungkin nanti ia akan menyusun semua pertanyaan yang harus gadis itu jawab nanti.
Matanya menatap ruang tamu tempat tinggal Raima yang sepi, tentu saja ini masih terbilang sangat pagi untuk bangun. Entah kenapa Yoongi ingin sekali bertemu dengan Raima.
"Bangun Raim sudah pagi," gumam Yoongi
"Hyung sedang apa? Melihat Raim?" tanya Jungkook sembari mengikuti kakak laki-lakinya melongok kearah rumah gadis cantik yang masih tertutup rapat itu.
"Tidak, sok tahu kau ini." elak Yoongi
"Raim masih tidur, pasti dia kelelahan aku melihat lampu rumahnya mati jam 3 tadi pagi. Kajja-ayo hyung berangkat," Yoongi tersenyum kemudian mengangguk.
Bibirnya melengkung membentuk senyuman manis saat melihat gadis yang tengah ia tunggu menampakan dirinya berada di dalam rumah tengah berjalan menuju dapur milik gadis itu. ia lega setidaknya Raima bangun dalam keadaan baik-baik saja.
To be continued
Dilarang memplagiat karya ini!
Terima kasih sudah membaca Cerita Tentang Kau Dan Aku
salam
Leeaa Kim