Chereads / Cerita Tentang Kau Dan Aku -KSJ- / Chapter 20 - Apa itu SNS?

Chapter 20 - Apa itu SNS?

Happy reading semuanya!

Raima menggaruk mengusap lehernya canggung. Baru juga sampai di halte bus yang akan membawanya menuju kafe yang dimaksud atasannya , pertemuan ketiga kalinya di tempat yang berbeda. Rasanya dirinya seperti akan di culik saja. Matanya menatap sekelilingnya yang menatapnya penuh dengan tanda tanya apakah dirinya aneh berdiri di tempat ini? Kini dirinya menjadi pusat perhatian oleh orang-orang yang berada disekitarnya, apalagi dengan tatapan intens. Raima merasa pakaiannya sudah benar alias tidak melanggar aturan, kenapa mereka menatapnya seperti itu.

Bukan kali pertama Raima ditatap seperti itu, sejak keluar bertemu dengan atasannya beberapa hari yang lalu pun sama. Hanya bedanya sekarang tatapan mereka begitu berbeda seakan-akan dirinya seorang buronan.

"Nona sebaiknya kau lepaskan kain di kepalamu itu! ini Korea bukan Negara mu! " seru wanita paruh baya sembari menunjuk kain bewarna merah muda yang menutup kepalanya rapat.

Raima tidak bisa berkata apa-apa, tangannya dengan cepat memegang kerudungnya. Rasanya menjadi sedikit menakutkan,"Tidak bisa, aku tidak bisa membuka ini sembarangan. "

"Apakah kau teroris yang datang kesini? Seperti yang ditelevisi atau di sosial media lainnya?" tanya lelaki paruh baya membuat Raima membulat.

"T-tentu saja bukan, kenapa aku seperti itu?"

Raima panik, Dirinya bisa merasakan kalau ia kesulitan menelan ludahnya sendiri setelah mendengar penuturan dari orang-orang yang ada di dekatnya itu. Raima gugup sendiri mendapatkan pertanyaan seperti itu. Raima belum terbiasa dengan perkataan seperti itu.

Matanya menyipit menatap mobil bus bewarna hijau yang baru saja tiba dan memastikan dengan tulisan di ponselnya agar ia tidak salah perjalanan. Raima benar-benar merasakan kesulitan tinggal di Negara ini, ia tidak bisa mengizinkan ponselnya untuk kehabisan baterai seperti beberapa waktu yang lalu. Hanya ponselnya yang mampu memberikan petunjuk kalau dirinya merasa tidak yakin dengan bahasa Koreanya sendiri.

Raima mempoutkan bibirnya menatap pemberhentian selanjutnya, masih ada dua halte lagi agar ia sampai disana. Semoga saja atasannya itu tidak menunggunya terlalu lama. Rasanya benar-benar canggung berada di dalam bus seperti ini, jujur saja bagaimana dirinya tidak canggung saat semua mata menatap Raima aneh dari atas kebawah.

"Permisi … boleh saya meminta nomor ponselmu, kau sangat cantik. Tidak! maksudku kau mau berkenalan denganku? aku akan menghubungimu kalau kau memberikan nomor ponselku," Raima menatap bingung lelaki yang ada dihadapannya itu.

"Bisakah anda berbicara pelan-pelan?" tanya Raima menggunakan bahasa Inggris dengan suara pelan.

Lelaki yang ada dihadapannya itu tampak menyenggol lengan teman sebelahnya, "Boleh saya meminta nomor ponselmu?" tanya lelaki sebelahnya membuat Raima menelan ludahnya terkejut. Pertama kalinya orang asing meminta nomor ponsel padanya.

"Maaf tapi saya tidak menggunakan nomor Korea, pasti biayanya akan mahal kalau kalian menghubungi saya menggunakan nomor Negara saya." Raima mengucapkan kata itu perlahan berharap lelaki yang ada dihadapannya itu memahaminya.

"Kalau begitu SNS milikmu saja bagaimana?"

Raima tidak berkedip mendengar penuturan lelaki yang ada dihadapannya itu. SNS? Sebutan apa pula itu? Kenapa bahasanya banyak sekali yang Raima tidak pahami. Entah ini dirinya yang kurang bergaul atau bagaimana Raima tidak paham atau memang pada dasarnya dirinya saja yang bodoh.

"I-itu, ah—maafkan aku. Sepertinya aku harus turun," ucap Raima sembari berjalan menuju pintu.

"Kita sama," ucapnya cepat

Hampir saja Raima tersedak ludah sendiri mendengar perkataan dari lelaki yang ada dihadapannya itu, Niat ingin menghindar tapi dirinya tidak bisa. Gadis cantik itu menggigit bibir bawahnya, pikiran buruk melayang kemana-mana. Bagaimana jika lelaki yang ada dihadapannya itu ternyaa berniat melakukan hal jahat seperti yang ada di sinetron kebanyakan. Tidak! ia tidak mau berpikiran buruk.

Kedua lelaki yang berada disampingnya itu bertingkah seaakan adalah penjaganya, degub jantung Raima rasanya seperti terdengar ketelinga orang-orang yang berada disekitarnya. Serius Raima hampir saja panik karena tidak ada yang ia kenal selain Nissa yang berada di Busan atau atasannya dan tetangganya. Dengan cepat Raima melangkahkan kakinya keluar dari bus di ikuti dengan lelaki yang menunggu jawaban dari dirinya, Raima benar-benar harus menghindarinya. Ia tidak tahu bagaimana caranya menolak orang lain.

Raima menghembuskan nafas lega saat matanya menatap lelaki yang tengah berdiri didepan kafe sembari menenteng bunga ditangannya, atasannya dan temannya itu menunggunya disana dengan. Langkah Raima dipercepat untuk menghampiri mereka, benar-benar Raima membutuhkan orang yang bisa menjaganya dari hal yang seperti ini. Kejadian seperti ini benar mengacu uji nyalinya.

"Annyeonghaseyo kita bertemu kembali," ucap Geun Byol sembari melambaikan tangannya kearah Raima

"Lama tidak bertemu, kalian menungguku dari tadi ya?" tanya Raima sembari menatap kedua orang lelaki yang mengikutinya itu perlahan menjaduh dari dirinya. Kenapa Raima harus diikuti dengan orang yang seperti itu, rasanya mau menangis saja tadi kalau sampai terjadi sesuatu pada dirinya sendiri.

"Ini atasanmu, sangat tampan kan sekarang?" tanya Geun Byol membuat Raima tersenyum dan mengangguk

Wajah Byun sik sudah memerah sepenuhnya saat gadis yang ia kagumi sejak tadi terlihat tersenyum manis dan menyetujui ucapan dari sahabatnya itu, ah—jawaban anggukan dari gadis cantik itu membuatnya semakin salah tingkah. Gadis cantik berkewarganegaraan Indonesia itu benar-benar sangat mempesona di matanya.

"Lihat atasanmu tidak bernapas karena melihat kecantikanmu," ejek Geun Byol membuat mulut Raima membulat kaget.

"Haruskah kita membawanya ke dokter? Jangan bercanda, kenapa hanya dengan melihatku dia tidak bernapas? Jangan mengada-ngada," Geun Byol tertawa mendengar nada panik dari gadis yang ada dihadapannya itu.

"Ayo masuk, sangat panas di luar." Raima mengekor kedua lelaki yang ada dihadapannya itu.

Mata Raima membaca perlahan minuman dan makanan yang ada dihadapannya itu, ia tidak mau salah makan lagi. Beruntung saat ini tidak ada yang mengantri kecuali dirinya dan dua orang lelaki yang sedang menunggunya memesan makanan.

"Kau sudah menemukan apa yang kau mau?" tanya Geun Byol

"Aku tidak tahu mau makan apa," jawab Raima pelan

"Bagaimana dengan pasta?" saran Byunsik

"Pasta? Sepertinya tidak buruk," sahut Raima

Rasanya Raima masih tidak percaya bisa bertahan hidup di Negara ini, membayangkan bagaimana dirinya mengalami home sick beberapa waktu yang lalu saja sudah membuatnya menangis karena rindu dengan ibunya. Ah—Raima benar-benar cengeng untuk masalah rindu seperti ini. Jalanan di hadapannya tampak ramai dengan kendaraan yang berlalu lalang.

"Boleh aku meminta nomor ponselmu?" Raima yang sejak tadi melihat kearah luar dibuat terkejut dengan beberapa lelaki yang dirinya tidak ia kenali kecuali atasannya dan Geun Byol yang hanya menatap datar lelaki yang baru saja datang menghampiri mereka.

"A-aku tidak memberikan nomor ponselku sembarangan, maafkan aku."

"Bagaimana dengan SNS? Bisakah kau memberitahukannya padaku? Aku ingin berkenalan denganmu," sahutnya membuat Raima menatap kedua orang dihadapannya itu yang tampak tidak tahan dengan kedatangan lelaki di dekatnya itu.

"Pergilah sebelum aku melapor polisi karena kau menganggu kenyamanan!" gertak Geun Byol

Byun sik menggeleng melihat beberapa lelaki itu terlihat kesal karena tidak berhasil mendapatkan SNS atau nomor ponsel gadis yang ada di hadapannya itu. Pantas saja gadis Indonesia yang berada di depannya itu selalu dikerubungi oleh lelaki, Raima benar-benar sangat cantik dengan bulu mata lentik, hidung bangir, kulit putih dan bibir bewarna pink dengan sedikit sentuhan lip balm. Intinya kecantikan Raima benar-benar terpancar natural tanpa bantuan banyak make up.

"Boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Raima

"Kau ingin bertanya apapun kami siap menjawabnya, kau ingin mengajak atasanmu ke pelaminan pun tidak masalah aku malah senang. " Byun sik hampir saja meninju lelaki yang tengah tersenyum manis padanya itu. Raima sendiri hanya melongo mendengar penuturan dari Geun Byol barusan.

"Apa itu SNS?" tanya Raima dengan wajah innocent.

Geun Byol hampir saja menertawakan gadis yang ada dihadapannya itu kalau tidak langsung ditatap tajam oleh Byun sik yang ada dihadapannya itu, "Euhm … kau punya like instagram or twitter?" tanya Byunsik lembut.

"Instagram? Aku punya, tapi apa hubungannya?"

"Jadi kalau di Negara ini, untuk akun sosial media seperti Instagram, twitter, atau mungkin kakaotalk itu dinamakan SNS … ya semacam itulah. Sekarang kau paham kan?" Raima mengangguk-angguk paham. Kenapa dirinya bodoh sekali? begitu saja ia tidak tahu.

"Kau sudah mengganti ponselmu dengan yang baru?"

Raima menggeleng, "Ayahku akan mengirimkan uangnya nanti sore untuk membeli ponsel baru, aku tahu sajangnim pasti merasa kesusahan karena setiap menghubungi dengan biaya yang cukup mahal. aku akan meminta tetanggaku untuk mengantarkannya,"

"Kalau kau sudah buat kakaotalk? Nanti kita buat grup isinya kita ber-empat."

"Kenapa empat?" tanya Byun sik

"Mirae juga harus di ajak agar dia tidak curiga," sahut Geun Byol

Raima hanya mengangguk-angguk mengiyakan penuturan kedua orang yang ada dihadapannya itu, sepertinya dirinya memang membutuhkan yang dimaksud dengan perkataan dari atasan dan teman barunya itu. sudahlah ia turuti saja dari pada serba salah, Raima jadi tahu alasan beberapa orang mengikutinya sedari tadi tentu saja alasannya karena ingin berteman dekat dengannya.

To be continued

Dilarang memplagiat karya ini!

Terima kasih sudah membaca Cerita Tentang Kau Dan Aku.

Salam

Leeaa Kim