Chereads / Istri Sang Sultan / Chapter 3 - Sebuah Kapal

Chapter 3 - Sebuah Kapal

Anna membuka matanya perlahan-lahan. Kepalanya terasa pusing dan tubuhnya sakit seolah ia baru saja berguling dari jurang.

Dengan pikiran yang masih bingung, Anna menatap sekitarnya. Dia berada di sebuah ruangan kayu berukuran 10 meter persegi. Di kanan dan kirinya ada puluhan gadis muda berusia 12-18 tahun tengah terlelap tidur.

Dimana aku, batin Anna.

Anna memperhatikan dengan seksama gadis-gadis muda yang sedang tertidur itu. Mereka semua mengenakan gaun lusuh. Dandanan mereka juga terlihat seperti abad pertengahan.

Tunggu!

Kesadaran Anna seolah kembali. Jaman sekarang mana ada gadis yang mengenakan gaun lusuh yang punya desain seperti Eropa abad pertengahan? Lalu wajah mereka juga nampak polos tanpa make up sedikit pun.

Lalu Anna melihat dirinya. Dia sedang mengenakan gaun lusuh seperti para gadis yang sedang tertidur. Tangan dan kakinya kotor karena tanah. Di dinding ruang kayu terdapat sebuah cermin. Anna melihat dirinya.

Astaga! Wajah Anna kembali ketika dirinya berusia 16 tahun! Saat berumur 16 tahun, Anna memiliki rambut coklat sebahu, pipi kemerahan karena kena sinar matahari dan tubuh kurus. Berbeda sekali dengan Anna ketika berusia 26 tahun yang berdandan layaknya wanita dewasa.

Ada apa denganku, batinnya.

Lalu Anna berjalan melewati para gadis itu. Dia mengendap-endap keluar dari ruangan kayu. Setelah melewati beberapa belokan, Anna naik ke sebuah tangga kayu usang.

Saat sampai di atas mata Anna terbelalak. Dia berada di atas kapal yang tengah berlayar di atas samudra yang luas. Bentuk kapal mengingatkan Anna pada film Pirates of the Caribbean yang dibintangi oleh Johnny Depp. Anna memutuskan untuk berjalan mengendap-endap dan bersembunyi di balik tong-tong besar yang baunya busuk.

Apa sih isisnya tong-tong ini, batin Anna jijik.

Hal yang membuat Anna makin tercengang dan bingung adalah ada banyak pria di atas kapal. Mereka mengenakan jubah, celana panjang dan turban.

"Kita akan segera sampai di Istanbul," celetuk salah satu pria yang diduga Anna sebagai awak kapal.

Bukannya tadi ia sedang berada di Istanbul—tepatnya di Istana Topkapi? Lalu kenapa awak kapal bilang kapal ini akan menuju Istanbul?

Apa Anna sedang diculik?

"Heh!" teriak salah satu awak kapal yang tanpa sengaja melihat Anna yang tengah bersembunyi di balik tong.

Anna kaget. Dirinya ketahuan.

Tanpa basa-basi awak kapal itu menarik Anna ke tengah-tengah. Semua awak kapal mengerumuninya.

"Beraninya kamu keluar dari ruangan!" bentak awak kapal yang lain. Pria itu membawa pedang di tangannya.

"Siapa kalian?" Anna memberanikan berdiri dan bertanya pada awak kapal yang mengerumuninya. "Apa kalian penculik?"

Mendengar pertanyaan Anna, para awak kapal tertawa. Jenggot dan kumis mereka bergerak-gerak mendengar kata-kata Anna yang bak lelucon di telinga mereka.

Lalu salah satu awak kapal menarik rambut Anna. "Menculik katamu? Kamu ini hanya budak! Beraninya bilang kami menculikmu!"

Anna menahan sakit akibat jambakan. "Budak? Apa kalian gila?! Perbudakan dilarang di jaman sekarang!!!"

"Siapa bilang?! Perbudakan masih diijinkan di Ottoman!" kata awak kapal yang menjambak Anna.

Lalu seorang pria tinggi berambut merah mendekati Anna dan awak kapal yang sedang menjambaknya. "Malik, lepaskan dia! Kamu gak boleh merusak rambut indahnya. Ingat, kita akan menjualnya ke istana besok pagi."

Mendengar itu, pria bernama Malik melepaskan jambakannya. Dia menarik Anna.

"Kalau bukan karena kapten kapal, aku pasti sudah menggundulimu!" katanya dengan kasar.

Malik membawa Anna menuju ruang kayu yang berada di bawa kapal. Lalu dia mendorong tubuh kurus Anna ke dalam ruang kayu hingga membuat para gadis yang sedang terlelap terbangun.

"Awas kalau ada yang berani keluar dari ruangan ini!" ancam Malik lalu menutup pintu kayu dengan keras.

Semua gadis di dalam ketakutan. Hanya Anna yang merasa bingung daripada takut.

Kenapa para awak kapal mengatakan Ottoman dan bukannya Turki? Bukankah kata 'Ottoman' itu digunakan ratusan tahun lalu. Di jaman modern tidak ada lagi yang menyebut Turki dengan sebutan Ottoman.

"Kamu baik-baik saja?" tanya seorang gadis berusia 12 tahun pada Anna. Gadis itu memiliki rambut hitam seperti mahoni.

Anna mengangguk.

"Sebenarnya kita dimana?" Anna bertanya pada gadis itu.

"Kita ada di kapal yang akan menuju Ottoman," jawab gadis kecil itu.

"Tunggu, kenapa kita ke Ottoman?"

"Kita akan menjadi budak."

Anna tidak percaya dengan pengakuan si gadis kecil. Ia pasti sedang bermimpi! Anna mencubit pipinya dan terasa sakit. Oke sekarang Anna baru percaya dengan apa yang didengarnya dan ini semua bukanlah mimpi.

Sepertinya Anna kembali ke masa Dinasti Ottoman setelah menyentuh lukisan yang ada di Istana Topkapi. Pertanyaannya adalah bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Kembali ke masa lalu hanya ada di dongeng dan novel!

Sepanjang malam Anna berpikir. Dia bingung dengan semua kejadian yang menimpanya. Kalau dirinya memang kembali ke jaman Ottoman masih berkuasa, lalu apakah ia bisa kembali ke Turki di jaman modern?

Memikirkan itu membuat kepala Anna pusing. Rasanya ia seperti berada dalam dunia mimpi sekalipun yang ada di depan matanya adalah kenyataan.

Keesokan paginya, semua gadis diperintahkan untuk keluar dari kapal dengan tangan terikat. Anna menurut saja karena dia tidak bisa langsung melarikan diri sementara para awak kapal memperhatikannya.

Saat turun dari kapal, mata Anna terbebelalak. Dia melihat pemandangan yang tidak akan pernah dilihatnya seumur hidup. Istanbul di jaman Ottoman. Tidak ada mobil, bus, kereta ataupun truk. Hanya ada kuda, keledai dan kereta. Bangunan gedung Istanbul modern juga berubah menjadi bangunan-bangunan persegi terbuat dari batu dan tanah liat.

Para awak kapal membawa Anna dan para gadis melewati pasar yang dipenuhi dengan orang-orang berpakaian tradisional. Mereka bicara dengan berbagai dialek yang tidak Anna kenal.

Lalu seorang pria berjubah berjalan di samping Anna. Dia berbisik, "Nanti katakan pada mereka kalau namamu Anna dan kamu berasal dari Yunani."

"Hah?" Anna kaget. Dia ingin bertanya lebih lanjut tentang perkataan pria berjubah namun pria itu langsung pergi.

Tak beberapa lama Anna dan para gadis muda tiba di sebuah tenda besar. Di bawah tenda ada seorang pria gemuk mengenakan turban merah sedang mencatat menggunakan pena bulu.

"Siapa namamu?" tanya pria gemuk itu. Satu per satu gadis menyebutkan nama dan asal mereka.

Tibalah giliran Anna. Akhirnya Anna mengatakan kalimat yang persis seperti kata pria berjubah tadi. "Namaku Anna. Asalku Yunani."

"Yunani?" pria bertuban merah terkejut. "Wah kamu pasti akan menjadi populer di harem. Bawa gadis yang ini ke istana. Tempatkan dia di harem."

Anna ingin protes kenapa dirinya mau dibawa ke harem istana. Tapi sebelum protes Anna ditarik menaiki sebuah kereta kuda. Di dalam kereta kuda ada 10 orang gadis. Salah satu di antara mereka adalah gadis kecil berusia 12 tahun yang bicara pada Anna semalam di atas kapal.