Seluruh tubuh Dewi tersiksa oleh hawa dingin dan panas. Dia hanya merasa ditempatkan di tempat tidur besar yang empuk. Seseorang melihat kelopak matanya tak lama kemudian, tidak tahu apa yang dia katakan kepada orang-orang di sebelahnya. Dia tidak punya tenaga untuk mencari tahu siapa orang-orang itu, tapi ada banyak gambar yang melayang di benaknya.
Dewi bahkan ingat pertama kali dia melihat Alvin! Di perguruan tinggi, selalu ada jendela kaca setinggi langit-langit di perpustakaan sekolah, dan lampu kuning yang akan selalu memesona setiap saat saat senja. Alvin menabrak dan tiba di hidupnya pada hari yang tak terduga! Saat itu, dia hanyalah anak itik jelek yang kedua orang tuanya telah meninggal, bahkan bibinya yang bergantung padanya seumur hidup didiagnosis menderita kanker perut parah belum lama ini. Segala macam pukulan telah menghancurkan dunia Dewi sepotong demi sepotong.