"Apa niatmu?" Setelah ragu-ragu untuk waktu yang lama, Dewi akhirnya bertanya, dan saat dia membuka mulutnya, sup harum itu masuk ke mulutnya. "Apa menurutmu aku bisa punya niat?" Derry menatap Dewi tanpa amarah dan tersenyum, wajah tampannya seketika memunculkan beberapa warna lembut, dia seperti anak kecil yang telah menemukan hal-hal baru. Sendok demi sesendok, dia memberi makan sup ke bibir Dewi.
Dewi tidak berbicara, tetapi kewaspadaan di matanya menjadi lebih jelas. Bagaimana dia bisa mengerti apa yang dipikirkan pria itu? Dia bukan cacing gelang di perutnya! Terlebih lagi, untuk dirinya sendiri, satu-satunya hal yang perlu dia lakukan adalah melayani dia!
"Jangan khawatir, ini hanya hiburan sosial!" Telapak tangan besar Derry tiba-tiba terulur ke wajah Dewi, sebelum dia bisa bereaksi, dia mencubit dagunya, dan ibu jari perlahan menyeka sisa makanan di sudut mulutnya.