Dalam ruang kerja yang redup, Derry perlahan membuka matanya saat melihat kepergian Dewi. Lengannya yang kuat terangkat, dan jari-jarinya yang ramping mengusap wajahnya. Air mata Dewi yang dingin masih tertinggal di atasnya, dan jari-jari Derry basah segera! Dia baru saja bangun ketika Dewi masuk, tetapi mungkin karena dia ingin tahu reaksinya, dia tidak membuka matanya. Ketika ciuman lembut jatuh, Derry ingin memperdalam sejenak sampai air mata jatuh ke wajahnya!
Sepertinya ada sesuatu yang lepas di hatinya yang dingin. Tidak ada yang tahu apa yang dia pikirkan di matanya yang gelap. Dalam ruang kerja besar, tidak ada orang lain selain dirinya, jika itu bukan air mata di antara jari-jarinya. Benar sekali, Dia khawatir bahkan Derry sendiri tidak mungkin percaya bahwa Dewi pernah ada di sini! Itu salahnya!
