Sesak napas, rasa sakit, dan kecemasan terjalin dalam hati Dewi, dan itu hampir membuatnya terengah-engah. Dia tanpa sadar meringkuk dan membentuk postur pelindung di tempat tidur. Setiap kali dia mengingat wajah tegas dan tampan Derry di benaknya, perutnya berguling, dadanya sakit dan gelisah. "Dewi, jangan bilang kalau kamu sedang jatuh cinta padaku!" Sinisme dalam kata-kata Derry dengan kejam menusuk ilusi yang sengaja dia dukung, seperti setiap kali hidupnya begitu kejam. Buat dia malu dan tidak berdaya! Selimut tipis itu digulung menjadi bola olehnya, dan tubuhnya yang mungil kini tertutup oleh selimut tipis. Keringat dingin sering membasahi seprai.
"Kamu hanyalah alat untuk aku bermain, pasangan normal?"
"Dewi, menurutmu kamu ini apa?"