Tak mendapat jawaban atas pertanyaannya, tak membuat Daniel berhenti mencari tahu. Dan kali ini dia kembali menjumpai Maya di rumahnya, pagi-pagi sebelum dia berangkat ke kantor. Pakaiannya sudah rapi, dengan tas kerja yang selalu dia sandang di pundaknya.
Langkahnya membawa lelaki itu menghampiri sebuah rumah sederhana di ujung gang. Tanpa curiga dengan adanya cctv, Daniel langsung masuk ke pekarangan lewat pagar yang tak di kunci. Dia menginjakkan sepatunya di teras bersih rumah Maya lalu mengetuk pintu dengan pelan.
Tak lama kemudian, Maya keluar. Dia tak tahu siapa yang datang, karena Daniel tak mengeluarkan suaranya selain dengan mengetuk pintu. Awalnya Maya sudah senang mendengar ketukan pintu yang dianggap dari Abian, tapi ternyata bukan.
Rasa antusias yang sebelumnya ada kini perlahan memudar, berganti dengan rasa malas dan kesal ketika melihat wajah Daniel di hadapannya.
