Jeki terdiam melihat Iren keluar dari garasi dengan tetesan darah yang terus mengikut langkahnya. Bagai jejak kaki, darah itu jatuh dengan begitu teratur seiring langkah Iren yang pergi menjauhinya sampai menghilang di pintu utama.
Jeki memang ahli dalam memainkan senjata, itu juga yang menjadi alasannya untuk memebawa pisau lipat kemanapun dia pergi untuk berjaga-jaga kalau saja dia menghadapi bahaya ketika sedang sendirian.
Sebenarnya dia juga tidak berniat untuk mengeluarkan pisau itu pada Iren, apa lagi sampai melukainya dengan pisau itu. Tapi kejadian tadi terlalu cepat dan Jeki sama sekali tidak sadar kalau pisaunya mengarah ke tangan Iren sampai membuat lengan kiri wanita itu terluka cukup dalam.
Keahliannya memainkan senjata tajam tak lantas membuat Jeki tidak punya prinsip untuk bekerja. Dia akan tetap menggunakan senjata tajam saat terancam, kecuali menyakiti perempuan dan anak-anak.
"Iren!" panggil Jeki yang langsung mengejar Iren.