Abian tetap bersikap biasa saja di depan Ayla tanpa memperlihatkan kesedihan apapun, dia masuk ke kamar mandi dan menutupnya rapat-rapat sebelum kembali menangis dengan derai air mata yang menganak sungai. Di kamar mandi, suaranya teredam, jadi Ayla tidak bisa mendengar suara tangis Abian di bawah shower sekalipun berteriak.
Ayla yang sedang menyiapkan baju ganti untuk Abian pun hanya bisa terdiam. Rasanya aneh kalau suaminya sendiri tidak terbuka padanya, itu adalah suatu perasaan yang membuat Ayla merasa bahwa dirinya tidak dianggap disini.
Dia istrinya Abian, dan seharusnya Abian memperlakukan Ayla selayaknya istri serta bisa bersikap terbuka. Dia pikir Ayla ini siapa? Sepasang suami istri itu harus terbuka, dan itu yang Ayla inginkan dari Abian.
Tapi dia juga tidak bisa memaksa Abian untuk berkata jujur, sampai Abian sendiri yang mau mengatakan kejujuran itu pada Ayla. Dulu Abian juga pernah menutupi hal seperti ini darinya, dan itu membuat Ayla sangat kesal.
