Tuut ... tuut ... tuut ...
Bunyi pelan yang kudengar ketika ponsel di dekatkan ke telinga, menandakan bahwa ponsel orang yang di tuju bisa di hubungi atau dengan kata lain dalam keadaan aktif. Aku menunggu dengan cemas beberapa detik ke depan, sampai akhirnya seseorang di seberang sana menjawab teleponku.
[Halo, assalamu'alaikum. Maaf, mengganggu waktumu, tapi ada hal yang ingin kutanyakan] kataku memulai percakapan dengan perasaan cemas.
[Wa'alaikumsalam. Maaf, ini siapa, ya?] tanya orang di seberang telepon.
Aku mengernyit bingung, kenapa yang menjawab panggilan adalah seorang wanita? Kembali kulihat layar, untuk memastikan kalau nomor yang kuhubungi tidak salah. Namanya Umar, tidak salah, lantas kenapa yang menjawab seorang wanita? Siapa dia?
[Eum ... i—ini siap—]
[Halo, El? Ada apa?] sela Umar yang pada akhirnya bisa kudengar suaranya.
[Siapa perempuan tadi?]
[Eh, bukan siapa-siapa]
[Jawab aku, siapa perempuan tadi? Kamu membawa perempuan ke rumah mbak Anisa?]