"Benar 'kan? Ini mirip seperti—"
"Bara."
Terdiam, aku berusaha untuk mendengarkan baik-baik nama yang baru saja Habib ucapkan. Itu terdengar asing, tapi jelas itu nama orang. Menoleh ke arah Habib yang berdiri di samping kanan, hanya dada bidang yang bisa kulihat.
Siapa Bara? Untuk pertama kalinya aku mendengar nama itu dari mulut Habib, dan dia menyebut bahwa foto di selebaran yang sudah luntur akibat kehujanan tadi dengan nama itu. Ya, gambarnya memang luntur, tapi setelah di keringkan dengan hair dryer sedikit lebih jelas garisnya.
"Siapa Bara?" tanyaku ingin tahu.
Habib tersadar, dia lalu meminjam selebaran itu untuk di bawa pergi ke kamar Aisyah. Aku tidak tahu kenapa dia selalu mencari Aisyah setiap kali ada hal penting yang ingin kutanyakan, padahal aku belum bilang kalau dia boleh membawa selebaran itu.
"Menyebalkan!" ucapku sambil menghentakkan kaki.