Buru-buru aku pulang ke rumah dengan mengendarai taksi yang sudah kupesan sebelumnya. Mobil Habib sudah terparkir ditempat yang seharusnya, dan kurasa sepasang suami istri itu sudah pulang.
Menekan bel, tidak ada yang menjawab. Mengetuk pintu juga tidak ada yang membukakan, akhirnya aku masuk sendiri tanpa menunggu orang dari dalam rumah setelah tahu pintu tidak di kunci.
Rumah tampak sepi, sebelum aku mendengar suara erangan dari arah dapur. Mencari asal suara yang ternyata berasal dari Habib yang sedang di obati oleh Aisyah. Aku bingung dan panik, menghampiri mereka dan melihat bahwa wajah Habib sudah lebam-lebam akibat pukulan yang belum kuketahui dari siapa.
"Assalamu'alaikum. Mas, kamu kenapa?!" tanyaku langsung panik saat melihat wajahnya.
"Wa'alaikumsalam, El. Ini ... Habib ..." Aisyah tampak ragu menjawab.
"Habib kenapa? Kalian tidak di rampok 'kan? Ini kenapa mas Habib sampai lebam-lebam seperti ini?!" Sekali lagi aku bertanya dengan panik.