"Astaghfirullah!"
Aku langsung membanting kotak itu di teras ketika melihat isi tulisannya. Jantung ini mendadak berdisko saat tahu teror itu datang lagi. Pikiranku mulai bercabang, bertanya tentang siapa sebenarnya orang yang berani meneror Aisyah seperti ini.
Untung saja dia tidak ada di rumah, jika Aisyah yang menerima paket ini pastinya dia akan syok. Buru-buru kuambil kotak beserta foto di dalamnya untuk di buang ke tong sampah yang ada di dekat pagar luar rumah. Itu biasanya tong sampah yang biasa di pakai untuk menaruh sampah rumah jika sudah penuh, nanti setiap minggu akan ada truk sampah yang mengankut semua sampah-sampah itu dari setiap rumah di komplek ini.
Setelah merasa aman, aku pun kembali masuk ke rumah dan mengunci pintu dari dalam. Apa yang harus kulakukan? Bukan hanya sekali, tapi sudah beberapa kali dan teror itu semakin menjadi. Masuk ke kamar lalu duduk di meja rias, aku menatap diriku sendiri di pantulan cermin.
