Setelah mencapai sebuah kesepakatan yang melewati berdebatan cukup panjang, akhirnya aku dan Habib pun bertolak dari ibu kota ke kota kembang untuk mempersiapkan berkas pembebasan narapidana dalang penembakan ku yang tak lain adalah adikku sendiri.
Kami berangkat sekitar jam sepuluh siang, sebab Habib harus membawa mobilnya ke bengkel terlebih dahulu untuk memperbaiki bempernya yang penyok. Untuk masalah kerusakan di rumah kami masih belum di perbaiki, karena Habib belum sempat mencari orang untuk memperbaikinya.
Tapi kata Habib, dia akan segera membereskan kerusakan itu nanti sebelum Aisyah kembali kami bawa pulang ke Jakarta. "Jangan sampai Aisyah tau tentang ini. Takutnya dia malah kepikiran dan berpengaruh pada bayinya." Begitulah pesan Habib saat di perjalanan.