Sampai akhirnya Habib menyusul dengan mengendarai mobil yang di kemudikan dengan kecepatan yang sama seperti langkahku. "El! Kamu mau kemana? Ayo masuk ke mobil, di luar panas!" teriak Habib dari dalam mobil dengan suara cukup keras.
Aku tetap berjalan tanpa mau mempedulikan teriakan Habib yang teredam dari dalam mobil. Masa bodo dengan cuaca panas, yang ada di kepalaku saat ini hanyalah bagaimana caranya agar aku bisa mendapat info mengenai ibu kandungku yang sebenarnya.
"El, ayolah! Jangan seperti anak kecil. Masuk ke dalam!" titah Habib sudah mulai sebal.
Sampai akhirnya Habib menutup jalanku dengan memberhentikan mobilnya tepat di depanku. Membuatku tak bisa jalan, tidak ada trotoar yang bisa di lewati karena jalan itu tidak memiliki trotoar.
Beralih ke kanan, aku melewati mobil Habib begitu saja. Dan bodohnya aku, Habib dengan mudah keluar dari mobil di bagian kanan dan menarik lenganku.
"Apa, sih, Mas?!" Aku menepis cengkraman tangan Habib di lengan kiri atas.