Sekitar jam delapan pagi aku sudah bersiap berangkat menuju kota kelahiranku, kota dengan berbagai sebutan yang diantaranya adalah kota Kembang. Sebenarnya tubuhku masih belum terlalu vit, tapi kata dokter aku sudah boleh keluar dari rumah sakit.
Mungkin, nanti setelah ini aku akan rawat jalan di rumah. Habib juga mengatakan kalau aku masih belum bisa, lebih baik tidak usah ikut ke Bandung. Tapi, mana mungkin aku mau melewatkan sidang pengadilan kasusku sendiri, apalagi melibatkan Farida.
Aku juga ingin bertemu bunda, ingin tahu apa dia masih marah padaku atau tidak. Kurasa aku hanya perlu membawa air minum dan minyak kayu putih saja. Dengan mengenakan baju gamis panjang dan juga jilbab kurung, aku sudah siap pergi ke Bandung.
"El, kamu yakin mau pergi? Bibirmu saja masih pucat," kata Habib masih tak yakin pada kondisiku.
"Yakin, Mas. Sudahlah, ayo kita ke bawah, kasihan Aisyah menunggu kita terlalu lama," balasku.