Sebuah tamparan berhasil Farida dapatkan Umar mendengar jawaban Habib. Semua orang tentu saja kaget melihat hal itu, terutama aku yang bahkan tidak pernah menerima perlakuan kasar dari siapapun.
Pipi dengan cap lima jari berwarna merah menghiasi pipi Farida dengan sempurna. Dengan cepat Farida menoleh dan mendapati sebuah tatapan penuh kemarahan dari suaminya. Dada Umar naik turun setelah melepaskan kemarahannya.
Kejadian itu begitu cepat dan mengejutkan, bahkan Habib yang tadinya bersandar di sofa kini langsung berdiri tegak sambil melihat sepasang suami istri yang sekarang sedang saling menatap. Sudah tentu dia kaget sekaligus tak percaya dengan apa yang tersaji di depan matanya.
"Tega kamu menjual cincin itu?!" bentak Umar.
"Tidak, Mas. I—itu tidak benar!" isak Farida sambil sesenggukan.
"Lalu kemana cincin itu?" Umar pun baru menyadari kalau beberapa minggu belakangan ini dia tidak melihat cincin batu ruby warna merah di jari istrinya.