Aku terbangun dalam keadaan berkeringat. Itu sungguh mimpi buruk yang tidak ingin kuulangi kembali. Bisa-bisanya aku mimpi kalau Habib akan menikahi Aisyah karena dia sudah menghamili wanita itu.
Hah, dasar aku. Kenapa juga aku bisa mimpi sekonyol itu? Ada-ada saja. Lihatlah di sofa sana, bayi besarku sedang tertidur pulas dengan selimut berbulu warna putih yang belum pernah kulihat sebelumnya.
Hey, selimut dari mana itu?
"Assalamu'alaikum," sapa Aisyah ketika dia masuk ke ruang rawat VVIP yang kutempati.
Kujawab salamnya dengan ramah. Dan bersamaan dengan itu, suamiku juga ikut bangun. Mungkin dia sedikit terganggu dengan suara kami, sampai-sampai telinganya menangkap suara yang berhasil di proses otak dan membuat raganya tersadar.
"Eh, ada kamu. Maaf, aku baru bangun," kata Habib dengan mata masih mengantuk.