Mataku terbuka secara mendadak ketika sebuah suara merayap masuk ke telinga. Di sampingku ada Habib yang tengah tidur dengan posisi tubuh miring. Kualihkan pandangan ke ruangan yang sekarang ini aku tempati. Ada jendela kaca yang di hiasi gorden putih, serta sebuah rak kecil yang penuh dengan buku.
Setelah kuamati ruangan ini, akhirnya aku sadar dimana aku sekarang. Ini pasti kamar Habib selama dia masih bujangan dulu. Terlihat dari koleksi buku-buku islami yang tersusun rapi serta beberapa foto Habib di dinding.
Akan tetapi, yang membuatku heran adalah, kenapa aku bisa tidur disini?
Aku mencoba bangun dari posisi tidurku, hal itu mungkin membuat Habib merasa terusik. Akhirnya dia juga bangun dengan mata yang merah.
"Kamu sudah bangun? Apa perutmu masih sakit?" tanya Habib khawatir.
Aku hanya menggeleng. Perutku sama sekali tidak terasa sakit sekarang, hanya saja aku merasa lapar.
"Aku kenapa, Mas?" tanyaku yang masih bingung dengan apa yang baru saja kualami tadi.