Sudah dua jam aku menunggu di kantin, bahkan aku sudah menghabiskan tiga gelas minuman taro sembari menunggu Habib. Rasanya bosan, tapi aku tidak mau pulang. Lebih baik menunggu, dari pada harus dilanda perasaan was-was.
Ayu bilang, Aisyah dan Habib tampak sangat dekat. Tapi menurutnya, mereka tidak memiliki hubungan apa-apa. Mungkin ini hanya perasaanku saja yang terlalu takut kehilangan Habib. Aku sudah pernah merasa kehilangan mendalam saat Umar diambil orang, dan aku tidak mau hal itu terjadi untuk yang kedua kalinya.
Akan tetapi, aku masih heran. Kenapa lutut Aisyah bisa bengkak? Memangnya pekerjaan berat apa yang bisa dilakukan seorang dosen muda seperti Aisyah sampai harus celaka seperti itu? Kurasa mengangkat galon saja tidak akan membuat lutut cidera.
"Atau munkin ... dia jatuh saat membersihkan langit-langit rumahnya?" Sekarang aku malah bicara sendiri.