Mei yang sudah kembali dari latihannya di Phantom Forest kali ini bersiap untuk mandi dan makan.
Setelah gangguan dari Saibo yang ia alami kemarin membuat tubuh dan pikirannya jadi lebih berat karena menahan kesal. Meskipun begitu, di dalam hatinya ia juga berterima kasih karena Saibo mengajarkan sesuatu yang membuat teknik bertarungnya jadi meningkat.
Ia lebih banyak menghela nafas setelah bertemu dengan Saibo karena masih terngiang suara berisiknya di dalam kepala Mei. Dan untuk saat ini, ia sudah bersiap untuk tidur dan berjalan ke tempat tidurnya.
Karena tidak bisa langsung tidur, Mei pun membuka HP nya sebentar sekaligus memeriksa apakah ada pesan yang masuk atau tidak.
Saat dibuka, ternyata tidak ada pesan masuk. Hanya pesan beberapa teman sekolahnya yang sudah ia baca serta pesan dari Aiza-san saja yang ada di sana.
"Percuma juga sih aku buka HP, tidak ada yang chat juga," gumam Mei.
Mei pun menaruh HP nya di sampingnya dan memejamkan matanya untuk tidur. Dirinya sudah cukup mengantuk dan bisa tidur saat ini. Tapi tiba-tiba saja, ada notifikasi yang mengagetkannya.
Tiing...
"Hn? Ada pesan masuk?"
Mei langsung membuka matanya lagi dan memeriksa notifikasi yang jarang ia dengar itu. Ternyata itu adalah sebuah pesan yang mengajak para Hero kelas Elite untuk berkumpul di sebuah bar.
"Ah ... aku baru ingat kalau ada acara seperti ini, tapi aku tidak pernah datang."
Pesan itu adalah sebuah ajakan ke acara non formal yang diselenggarakan oleh Hero dari tingkat tertentu untuk meningkatkan keakraban para Hero, terutama dengan yang tingkatnya sama.
S.E.I.D. juga sudah memperbolehkan acara ini dilaksanakan, tapi sayangnya setiap acara itu dilaksanakan, hanya sedikit Hero yang datang karena banyak yang menganggap kalau acara tersebut tidak berguna.
Mei sebenarnya juga berpikir begitu, tapi entah kenapa kali ini ia ingin mencoba ikut untuk sesekali, dirinya juga beranggapan kalau ia akan kekurangan informasi dan teman jika tidak aktif di acara seperti ini.
Setelah memastikan akan ikut, Mei yang tadinya sudah ingin tidur langsung bangkit dan bersiap memakai pakaian yang ia pikir layak untuk dipakai dalam acara seperti ini.
Ia kemudian mengikuti alamat yang ada pada pesan itu dan mengarah pada sebuah bar orang dewasa yang biasanya buka pada jam-jam malam seperti ini.
"Apa benar ini tempatnya?" ucap Mei ragu.
"Apa maksudmu aku tidak boleh masuk?!"
"Hn?"
Saat masih ragu dengan alamat yang diberikan, tiba-tiba Mei mendengar sebuah keributan yang terdapat di depan pintu bar. Saat melihatnya dengan lebih jelas, itu adalah salah Hero kelas Elite yang ia kenal, yaitu Big Bro.
"Anak di bawah umur tidak boleh masuk kesini, apalagi di jam segini."
Big Bro sedang beradu argumen dengan orang bertubuh besar yang kelihatannya adalah penjaga pintu bar ini. Mei yang melihat hal itu pun menghampirinya dan bermaksud untuk menolong Big Bro, lagipula ia ingin masuk ke sana juga.
"Tunggu."
"Hn?"
"Eh? Kau Hero juga, kan?" tanya Big Bro.
Mei pun langsung menunjukkan buktinya kepada penjaga pintu itu, yaitu kartu undangan yang dikirimkan oleh seorang Hero bernama Axelous. Penjaga pintu itu pun memeriksanya dengan teliti selama beberapa saat, begitu juga dengan Mei dan Big Bro yang menunggu.
"Hei, apa kau yakin itu akan berhasil?" bisik Big Bro.
"Tentu saja, lagipula mana undanganmu? Kau tidak boleh masuk jika tidak ada undangan."
Mei sangat yakin kalau ia akan diizinkan masuk, tapi sayangnya yang terjadi malah sebaliknya. Mereka berdua masih belum dipercaya oleh penjaga pintu itu.
"Aku tidak yakin kalau itu asli, kalian masih belum boleh masuk."
Penjaga pintu itu mengangkat baju bagian belakang Mei dan Big Bro lalu melempar mereka menjauh bagaikan anak kucing.
"Oi! Apa maksudmu belum yakin?! Itu asli, tahu!" Mei yang tadinya tenang jadi ikut terbawa emosi karena dikira bohong.
Kriing... Kriing...
Saat keributan itu masih terjadi di depan pintu bar, tiba-tiba seseorang keluar dari dalam karena menyadari keributan yang terjadi di luar. Seorang Hero yang mengenali mereka berdua, yaitu Aiza.
"Ada ribut-ribut apa diluar?"
"Ada dua anak kecil yang mencoba menerobos masuk ke dalam bar ini bahkan mengatakan kalau dirinya adalah seorang Hero," ucap penjaga pintu itu.
"Tidak sopannya! Aku ini benar-benar Hero!" ucap Mei.
"Aku juga!"
"Anak kecil? Ah! Big Bro dan Mei, ya?!"
Setelah menjelaskan kesalahpahaman kecil itu dengan bantuan dari Aiza, akhirnya Big Bro dan Mei pun bisa masuk ke dalam. Mereka berdua masih memberikan pandangan sinis kepada penjaga pintu yang tidak dibalas apa-apa olehnya.
Setelah masuk ke dalam, Aiza sempat berbicara sebentar dengan mereka berdua tentang kejadian yang terjadi di luar tadi.
"Kenapa kalian bisa tertahan diluar tadi?"
"Penjaganya tidak memperbolehkan anak di bawah umur masuk, padahal aku sudah menunjukkan kartu undangan milikku," ucap Mei.
"Mm ... itu memang sering terjadi, sih. Tapi tidak usah dipikirkan lagi! Kalian bisa menikmati pestanya sekarang!"
Mei dan Big Bro pun melihat ke arah para Hero yang sedang berbincang-bincang santai. Sepertinya tidak ada orang lain selain para Hero kelas Elite disini, mungkin karena tempat ini sudah di sewa oleh mereka.
Para Hero itu kebanyakan memakai pakaian yang casual namun ada juga yang formal. Tapi ada satu Hero yang malah memakai kostum pahlawannya, yaitu Hero bernama Axelous.
Kostum Axelous membuatnya otomatis menjadi pusat perhatian dari yang lainnya di sini karena warnanya yang mencolok dari Hero lain yang memakai pakaian biasa.
Selain Axelous, di sana ada beberapa Hero lainnya seperti Kintoki, Sword Fire, Mr. Hyde, dan Little V. Mereka semua adalah para Hero yang berada di kelas Elite dengan peringkat yang beragam. Sebenarnya masih banyak Hero kelas Elite yang tersebar di negara ini, tapi seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, tidak banyak yang tertarik dengan acara-acara seperti ini.
Mereka berpesta sambil meminum bir dan mengobrol tentang kehidupan mereka masing-masing.
"Lihat jurus mematikan milikku!"
Axelous mempraktikkan gaya-gaya bertarung yang seakan bagai hiburan bagi yang lainnya di sini dan semuanya juga terlihat senang, pipi Axelous juga sudah mulai memerah karena efek dari bir yang di minumnya.
"Ahahahaha! Mematikan apanya? Kau malah terlihat seperti topeng monyet."
"Topeng monyet tidak ada yang bisa jadi Hero, itu berarti aku rajanya topeng monyet!"
Semuanya tertawa mendengar ucapan Axelous yang sudah mulai mabuk.
"Tapi apa tidak apa-apa kau masih keluar di jam segini, Axel?" tanya Kintoki.
"Benar tuh, istrimu sedang hamil, kan?" lanjut Little V.
"Tenang saja, tenang saja! Aku sudah memastikan kalau istri dan calon anakku aman dengan berpatroli di sekitar sini sebelumnya. Lagipula tidak etis kan kalau penyelenggaranya malah tidak hadir?"
Mereka semua kembali tertawa dan memahami apa yang dimaksud oleh Axelous. Sementara Mei malah baru tahu kalau ada teman Hero nya yang sudah memiliki istri dan bahkan akan menjadi seorang ayah. Ini karena ia tidak terlalu mengikuti perkembangan teman-teman Hero nya.
"Kau tidak duduk? Melamun saja dari tadi?" tanya Big Bro kepada Mei.
"Hmm? Ah ... kau benar juga."
Mei yang dari tadi berdiri mendengarkan pembicaraan Hero lain sambil berdiri kemudian memutuskan untuk duduk. Ia memilih untuk duduk di pojok agak jauh dari Hero-Hero lainnya. Big Bro yang melihatnya pun mengomentari hal itu.
"Jangan-jangan kau ini tidak punya banyak teman, ya?"
"Aku tidak ingin mendengar hal itu dari orang yang duduknya juga menjauh sepertiku."
Meski mengejek Mei, Big Bro juga sebenarnya duduk agak jauh dari Hero-Hero lainnya. Ia merasa canggung karena jarak umur yang cukup jauh dari yang lainnya.
"Mau pesan apa?" Bartender menghampiri dan menanyakan kepada mereka berdua.
"Jus saja."
"Aku juga."
Mereka berdua memilih minuman yang sama karena di bar seperti ini tidak banyak minuman yang cocok untuk anak-anak. Bartender kemudian mulai membuatkan minuman untuk mereka berdua, sementara sambil menunggu Mei pun memerhatikan Hero lainnya lagi.
"Tapi menurutku kita semua harus belajar dari V, ia mampu membagi waktunya untuk pekerjaan dan juga keluarganya," ucap Mr. Hyde.
"Hahaha! Bukankah seharusnya memang begitu? Kau saja kali yang ketinggalan zaman, apalagi kau kan sebentar lagi ingin menikah," jawab Little V.
"Eh menikah?! Aku baru dengar soal itu? Apa itu benar, Hyde?!"
"Makanya kau itu harus update juga dong, Sword Fire. Masa teman sendiri sedang bahagia tapi kau malah tidak tahu."
"A-aku punya alasanku sendiri, ya. Lagipula urus kontroversimu sendiri karena terlalu mirip dengan karakter manga terkenal itu," ucap Sword Fire kepada Kintoki.
"Ahahaha! Tidak apa, itu memang sudah ciri khas ku, hujatan pun sudah tidak mempan lagi bagiku."
Mereka semua tertawa karena ucapan Kintoki karena sebagian ucapan Sword Fire kepada Kintoki ada yang benar. Tapi di lain sisi, Big Bro dan Mei tidak berbaur dan berbicara dengan yang lainnya. Mereka berdua terlihat sangat canggung dan hanya memperhatikan sambil meminum jus pesanan mereka.
Axelous yang menyadari kehadiran Big Bro dan Mei pun kemudian menghampiri mereka berdua dan langsung merangkul keduanya seolah mereka sudah akrab.
"Ngomong-ngomong lihat siapa yang datang! Aku sama sekali tidak menyadari kehadiran kalian berdua."
"Ma-maaf, Axelous-san," ucap Mei gugup.
"Aku menerima undangan itu jadi akhirnya aku datang kesini." Big Bro juga kelihatan gugup.
"Hmm? Jadi begitu, aku senang kalian menerima undangannya saat aku yang jadi penyelenggaranya. Ahahaha."
"I-iya."
Mereka berdua terlihat begitu canggung dan Mei mencoba meminta bantuan dengan melihat ke arah Aiza, tapi Aiza malah tersenyum seolah tidak mengerti apa yang mata Mei isyaratkan.
"Tapi aku pikir kau kalah dengan mereka berdua, Axel," ucap Sword Fire.
"Kenapa emangnya?"
"Mereka berdua sudah sering mendapat misi-misi penting yang berhubungan dengan penyelamatan negara ini, sementara kita tugasnya hanya menjaga kota saja."
"Kau benar. Kenapa kalian bisa dipanggil sementara aku tidak?"
Axelous mendekatkan wajahnya ke wajah mereka berdua secara bergantian yang membuat Mei dan Big Bro tambah gugup.
"I-itu aku mendapatkannya berkat rekomendasi dari Aiza-san," ucap Mei.
"Ka-kalau aku sendiri, seorang Agent yang merekomendasikanku."
"Jadi begitu, kalian lewat jalur 'orang dalam', ya? Hah! Itu tidak a—"
"Sudah Axel, apa kau tidak lihat kalau kau menakuti mereka?"
Kintoki dan Little V langsung mengangkat Axelous yang wajahnya sudah sangat merah dan omongannya mulai tidak jelas. Sementara mereka berdua diam-diam bernafas lega karena bisa lolos dari suasana yang menegangkan bagi mereka itu.
"Big Bro, Mei," panggil Kintoki.
"Iya?" Jawab mereka bersamaan.
"Meskipun kalian lebih muda dari kami, tidak usah terlalu formal, ya? Lagipula kita ini berada di tingkat yang sama dan sama-sama berjuang untuk menjaga keamanan masyarakat."
"Itu benar, jika kau butuh bantuan apa-apa kami siap untuk membantumu. Lagipula, itulah gunanya Hero, kan? Selain untuk menolong orang, menolong sesama Hero itu juga penting," ucap Little V.
"Mereka benar."
Big Bro dan Mei yang awalnya canggung dan gugup akhirnya merasa sedikit mencair dan bisa sedikit bersosialisasi dengan mereka.
"Oh iya! Kalian juga jadi salah satu Hero yang berpartisipasi dalam penangkapan kembali para Villain yang lolos, kan?"
"Iya itu benar."
"Berusaha sekeras kalian, ya?! Untuk keamanan kota ini, kalian bisa serahkan itu semua kepada senior kalian!"
Mereka semua kecuali Axelous yang sedang mabuk tersenyum ke arah Big Bro dan Mei. Mereka semua benar-benar mempercayai kekuatan keduanya karena memang sudah terbukti.
"Ya!"
"Aku percayakan kepada kalian semua, Senpai!"
"Baiklah! Untuk merayakan hal itu mari kita bersulang!"
"Ya ampun kau ini, padahal sudah segitu mabuknya masih saja ingin bersulang."
"Tapi itu boleh juga."
Mei dan Big Bro kemudian mendekat sambil membawa minuman mereka masing-masing. Mereka sudah siap dan tinggal menunggu aba-aba dari Sword Fire yang memimpin.
"Setelah perang besar ini selesai, ayo kita rayakan di sini lagi. Kita pastikan kalau ini akan menjadi kemenangan kita! Kemenangan para Hero!"
"Ya!"
"Bersulang!"
Mereka mengangkat tinggi minuman mereka masing-masing dan acara itu pun berlanjut dengan hangat. Sebuah acara kecil yang dibuat sebelum perang besar dimulai.
**
Selain para Hero yang sedang melepas penatnya, para Villain juga tidak tinggal diam. Mereka yang sempat berpisah-pisah karena ada yang kembali ke kelompok mereka terlebih dahulu, kini kembali di panggil oleh Enner.
Di suatu tempat yang dipenuhi oleh banyak orang-orang dengan penampilan yang mengerikan dan pakaian yang seragam. Dan di sebuah ruangan yang khusus untuk seorang pemimpin, Kobarashi Hana.
Ia adalah pemimpin dari geng preman ini dan mendapat panggilan dari Enner yang tidak bisa ia tolak. Hana lalu berdiri dan mengumpulkan semua orang untuk mendengarkan perintahnya.
"Dengar semua! Aku akan pergi sebentar dan akan memberikan kalian perintah dari jauh. Dan jika kalian mendengar perintahku itu ... acak-acak seluruh kota ini."
"Baik!"
Selain Kobarashi Hana, orang yang menjadi pemimpin kelompok lainnya adalah Bagong. Ia adalah seorang pemimpin dari geng Mafia yang sudah sangat terkenal di dunia bawah.
Setelah menerima surat dari Enner, Bagong pun mengetahui satu hal. Kalau surat yang ia terima ini bukanlah sebuah ajakan, melainkan perintah untuk dirinya yang ia dapat dari pengalamannya hidup berpuluh-puluh tahun.
Dan Enner yang sedang menunggu kedatangan mereka semua di markas, sambil mengerjakan sesuatu ia menggumamkan sesuatu.
"Sebentar lagi akan aku mulai."
Bersambung