Chereads / Hero Alliance / Chapter 53 - Chapter 53 : "Penyerangan Dimulai"

Chapter 53 - Chapter 53 : "Penyerangan Dimulai"

Setelah rapat besar yang sudah dilakukan seminggu lalu, kini Agent Peterson memanggil kembali para Hero yang sudah dipilih olehnya untuk menjalankan misi kali ini.

Selain menjebloskan kembali para Villain yang kabur dari penjara, ancaman WEST juga jadi lebih mengerikan dari yang S.E.I.D. kira. Jadi dalam misi kali ini mereka juga sekaligus melakukan serangan dadakan ke markas utama WEST.

[24:00]

Di salah satu blok perumahan, seorang istri sedang mengantarkan suaminya untuk pergi melaksanakan tugasnya. Dan sang suami adalah seorang Hero, yaitu Axelous yang menjadi salah satu Hero yang ditugaskan untuk menjaga keamanan kota.

"Kau yakin semua akan baik-baik saja?" tanya istri Axelous.

Axelous tersenyum optimis. "Tenang saja, aku tidak sendirian. Asalkan bersama yang lain, aku yakin kalau aku baik-baik saja."

"Tapi berita di media bilang kalau peristiwa kali ini cukup buruk. Lalu mengingat anak kita saat ini ...."

Istri Axelous cukup khawatir karena pemberitaan yang heboh dimana soal peristiwa kali ini. Terlebih lagi, ia sedang hamil besar anaknya Axelous. Tapi Axelous meyakinkan istrinya yang khawatir tersebut, ia menyamakan tinggi kepalanya dengan perut istrinya lalu menciumnya.

"Aku bisa mempercayakanmu kepada anak kita, karena dia nantinya akan menjadi Hero keren yang melindungi ibunya. Sama seperti ayahnya."

"Aku mengerti. Kalau begitu hati-hati di jalan."

Axelous mengangguk dan kemudian pergi menyusul temannya yang sudah menunggunya dari tadi. Little V, Mr. Hyde, Kintoki, dan Sword Fire bersama Axelous adalah tim Hero yang akan berpatroli di sebagian Metrokarta City.

Para Hero kelas Elite kebawah disarankan oleh S.E.I.D. untuk membentuk tim karena musuh yang akan mereka hadapi nanti jauh lebih kuat dari mereka. Jadi tim kecil seperti tim Axelous ini sudah tidak asing lagi di dunia Hero.

Selain para Hero yang berpatroli, ada juga Hero yang ditunjuk untuk menyerbu markas WEST. Mereka semua saat ini berkumpul di sebuah ruang rapat khusus dengan teknologi yang lebih canggih dari ruang lainnya.

Syiing... Swiish...

Semua Hero kali ini duduk di sebuah meja bundar besar lalu Agent Peterson pun menyalakan sebuah hologram besar yang berada di tengah-tengah meja tersebut, sehingga semua orang yang ada di ruangan itu dapat melihatnya dengan jelas.

"Ke-keren ...," gumam Big Bro takjub.

"Apa ini pertama kalinya kau melihat hal seperti ini?" tanya Lightning Mask.

"Ya benar, aku pikir ini hanya ada di film-film."

"Hologram ini adalah hasil dari ciptaan Techno Man. Ruangan yang sedang kita pakai sekarang ini juga adalah ruangan pribadi Techno Man untuk mengembangkan penelitian, pertahanan, serta alutsista yang nantinya akan dipakai untuk kepentingan S.E.I.D." lanjutnya.

"Jadi begitu, ternyata Hero ini sudah canggih, ya?"

"Ya, kita harus terus berlari agar tidak ketinggalan dengan musuh."

Sementara Hero yang ikut dalam misi kali ini berjumlah 12 orang. Peringkat mereka pun bermacam-macam mulai dari yang terendah yaitu Middle Rank adalah Silver Elf.

Lalu Hero tingkat Elite ada beberapa juga seperti Mei, Hunter Girl alias Aiza Yuki, Big Bro, Water Man, Card Master, Kungfu Girl, dan Leonardo Zephyrus.

Dan kemudian tingkat platinum adalah tingkat tertinggi kedua yang ada di Rank resmi S.E.I.D. Hero-hero yang berpartisipasi adalah Lightning Mask, Saibo, Shota, dan Fire God. Sebenarnya masih banyak Hero tingkat Platinum yang dipanggil oleh S.E.I.D., tapi dengan berbagai macam alasan mereka menolak panggilan tersebut.

Lalu yang terakhir dan yang paling tinggi, yaitu Mythical Rank. Salah satu dari tiga Hero Mythical yaitu Sword Master hadir di sini. Sebenarnya S.E.I.D. juga sedang beruntung karena bisa memanggil Sword Master yang kebetulan sedang berada di kota. Tapi saat ini ia malah terlihat mengantuk dan menguap terus dari tadi.

Lanjut ke hologram besar tadi. Ia menampilkan sebuah denah bangunan yang bagian dalamnya terlihat rumit dan seperti labirin. Agent Peterson yang juga berada di sana pun kemudian menjelaskan makna denah itu kepada mereka.

"Seperti yang kalian lihat di sini, ini adalah denah tempat para Villain itu bersembunyi. Mata-mata kami telah mengidentifikasi dan memperhatikan pergerakan mereka dan dari yang mereka sampaikan, para Villain itu akan bergerak ke sini dalam tiga hari."

"Kenapa tiga hari?" tanya Leonardo.

"Jarak dari tempat persembunyian mereka dengan kota Metrokarta City ini cukup jauh. Dan aku telah membandingkannya dengan Hero tercepat yang kita miliki saat ini yaitu Lightning Mask, kalau mereka akan sampai kesini dalam waktu tiga hari."

"Aku mengerti."

"Tapi tentu saja kita tidak akan membiarkan mereka berbuat seenaknya."

"Maksudnya?" tanya Big Bro.

"Serangan kejutan," timpal Leonardo.

"Eh?"

"Asosiasi akan melancarkan serangan dadakan kepada para Villain. Itu yang aku tangkap dari penjelasannya."

Agent Peterson yang mendengarkan penjelasan Leonardo pun mengangguk. Ia membenarkan perkataan Leonardo karena mereka memang akan melakukan serangan dadakan kesana.

"Apa kalian semua sudah mengerti?"

Tidak ada balasan maupun pertanyaan dari para Hero yang menandakan kalau mereka memang sudah mengerti semua.

"Kalau begitu kita akan mulai penyerangannya dalam waktu satu hari dari sekarang. Jangan sampai biarkan mereka lari ataupun—"

"Tunggu! Apa aku boleh berbicara sekarang?"

Tiba-tiba seseorang berteriak dan menghentikan ucapan Agent Peterson yang sudah ingin menutup rapat ini. Orang yang berbicara itu adalah Mei.

"Mei? Apa ada lagi yang ingin kau sampaikan?" tanya Agent Peterson.

"Ini sudah mengangguku sejak lama. Tapi apa kau yakin kalau sepuluh Villain yang kabur itu hanya bersepuluh saja bersembunyi di tempat itu?"

"Maksudmu?"

"Jangan-jangan kau ingin bilang kalau anggota WEST bisa lebih dari sepuluh orang itu?" tanya Fire God.

"Iya. Aku khawatir soal Villain lain yang tidak kita ketahui kekuatannya."

Para Hero itupun sontak terdiam. Mereka tidak memikirkan kemungkinan itu, padahal itu adalah hal yang paling mungkin terjadi. Dan sekarang mereka semua bingung serta khawatir.

Mei yang dari dulu terpikirkan hal seperti ini tentu saja juga khawatir. Tapi saat mereka semua murung, Saibo tiba-tiba angkat bicara.

"Hal-hal seperti itu hanyalah pikiran burukmu saja, kan?"

"Apa?"

Saibo bangun dari tempat duduknya dan mendekat menuju ke arah Mei. Sementara Mei bingung dengan perilaku Saibo yang aneh.

"Apa maksudmu?"

"Itu terlalu berlebihan saja. Tapi aku bisa memakluminya sih, lagian kan imajinasi anak kecil itu memang sedang tinggi-tingginya."

"Gkhh ...."

Mei menahan kesal karena diledek anak kecil oleh Saibo. Tapi Saibo terlihat tidak merasa bersalah dan malah tersenyum kegirangan karena merasa telah berhasil menjahili Mei.

Meskipun ia menjahili Mei, tapi Saibo terus melanjutkan omongannya. Kali ini ia berbicara dengan ucapan yang membuat yang lainnya optimis.

"Tapi tidak usah khawatir."

"Eh?"

"Jika mereka memiliki senjata rahasia, kita juga tidak akan kalah. Lagipula kondisi mereka juga sama dengan kita, kan? Sama-sama tidak mengetahui kekuatan masing-masing. Jadi jika dalam keadaan seperti ini, aku yakin kita yang akan menang."

"Kenapa kau bisa bicara optimis seperti itu?" tanya Mei bingung.

"Hehe ... lagipula Hero itu pada akhirnya selalu menang, kan?"

Semua Hero kecuali Mei tersenyum mendengar jawaban tak masuk akal tapi melegakan yang diucapkan oleh Saibo itu. Memang Saibo itu tidak terlalu pintar, tapi kalau dalam keadaan terdesak seperti ini, dengan kebodohannya entah kenapa bisa membuat orang lain tenang.

"Itu benar! Kita akan menang!" balas Shota.

"Benar. Apapun yang terjadi, kita harus menang," ucap Fire God.

Melihat mood para Hero telah kembali membaik, Agent Peterson kemudian melanjutkan penjelasan dan detail tentang rencana mereka saat berada di sana.

"Kalau begitu akan aku lanjutkan. Seperti yang terpampang di sini kalau tempat persembunyian mereka memiliki banyak pintu masuk dan keluar. Tapi tim mata-mata yang aku kirim menjelaskan kalau ada 5 pintu yang paling sering mereka gunakan, jadi kalian akan dibagi menjadi 5 tim."

Para Hero pun mengangguk dan mereka pun akan dibagi menjadi 5 tim. Tapi sebelum itu, Agent Peterson menjelaskan satu hal penting kepada para Hero.

"Dengar, aku tahu kalau ini adalah penangkapan kembali para Villain yang lolos. Tapi jika keadaan sudah sangat mendesak, kalian dipersilahkan untuk membunuh mereka. Tidak akan ada hukuman bagi kalian soal hal itu."

"Membunuh, ya?"

"Jadi ini benar-benar pertarungan hidup dan mati bagi kedua pihak."

"Benar. Keluarkan seluruh kemampuan kalian dan lindungi kota serta masyarakat!"

Setelah kata-kata terakhir dari Agent Peterson tadi, rapat kali ini pun selesai dan beberapa jam lagi para Hero akan naik ke sebuah pesawat yang akan digunakan mereka untuk pergi ke tempat persembunyian musuh. Jadi untuk beberapa jam ke depan, mereka bebas untuk istirahat atau berlatih sebentar.

Saat para Hero sudah keluar dari ruangan rapat, Agent Peterson juga ingin segera keluar dari sana sampai ia melihat kalau masih ada satu orang yang tertinggal di sana, ia adalah Sword Master yang ternyata tertidur.

"Bahkan setelah semua teriakan tadi, orang ini masih tertidur?" gumam Agent Peterson.

Agent Peterson pun kemudian menghampirinya dan kemudian membangunkannya.

"Sword Master, bangun! Rapatnya sudah selesai!"

"Eh? Ah? Rapat? Ah iya, aku lupa kalau aku sedang ada di ruangan rapat," ucap Sword Master yang seperti orang linglung.

"Ya ampun kau ini, kau masih punya beberapa jam sebelum pesawatnya berangkat. Gunakan waktumu untuk sesuatu yang lain sana."

"Ba-baiklah ... tapi aku mau bertanya satu hal?"

"Ada apa?"

"Denah pada hologram itu sebenarnya gedung apa, sih?"

"Hah?! Kau tidak mendengarkan semua penjelasanku?!"

"Hehehe ... i-itu—"

"Jangan bercanda!"

"E-eh?"

"Kondisi saat ini sedang kacau dan Hero juga sedang bersiap-siap untuk perang. Tapi kau di sini malah enak-enakan tidur dan bahkan tidak menyimak penjelasanku!"

"Agent Peterson ...."

"Diam! Aku tahu kalau kau adalah Hero Mythical! Salah satu manusia terkuat di sini, tapi sikapmu yang seperti itu benar-benar membuatku muak!"

Sword Master yang tadinya ingin beralasan pun jadi terdiam. Ia menyadari kalau Agent Peterson benar-benar marah saat ini, jadi tidak ada lagi yang bisa ia lakukan.

Sword Master kemudian melihat ke pojok atas ruangan dan menunjuknya.

"Agent Peterson! Lihat itu!"

"?!!"

Agent Peterson kemudian melihat ke arah yang ditunjuk oleh Sword Master, tapi tentu saja tidak ada apa-apa di sana jadi hal itu semakin membuat kesal Agent Peterson.

"Ini bukan waktunya bercan—"

Dan saat Agent Peterson kembali menengok ke arah Sword Master, ia pun telah hilang dari pandangannya dan sudah tidak ada di ruangan ini.

"Hah ... tidak ada gunanya aku marah-marah kepada orang seperti dia."

[20:00]

Para Hero telah berkumpul di bandara dan akan segera berangkat ke tempat persembunyian musuh. Tapi ekspresi Agent Peterson di sana masih terasa panik dan tidak tenang.

Tentu saja sumber rasa tidak tenangnya adalah Sword Master. Ia jadi satu-satunya Hero yang belum datang ke bandara di sini. Semua Hero juga sudah datang dan tinggal menunggu kedatangan Sword Master saja.

Tiga puluh menit telah berlalu dan Sword Master masih belum datang juga. Dan di waktu menunggu itu pun, Hero yang lain jadi sedikit mengobrol dan menebak alasan keterlambatan Sword Master.

"Mungkin saja dia kebelet, jadi datangnya agak telat," ucap Big Bro.

"Kebelet sih kebelet, tapi kalau sampai tiga puluh menit itu apa yang dia lakukan di kamar mandi?" tanya Silver Elf.

"Atau jangan-jangan ada kecelakaan di jalan, jadi mobilnya macet."

"Tidak, kalau pun hal itu terjadi, pasti Sword Master akan memilih untuk berlari. Kecepatannya juga melebihi kecepatan mobil rata-rata."

"Atau mungkin—"

"Kau tidak usah ikut bicara, palingan hanya omongan bodoh yang keluar."

Saibo juga ingin ikut-ikutan untuk memberikan tebakannya kepada yang lain. Tapi bahkan sebelum ia mencoba, Mei telah menyanggahnya duluan yang membuat Saibo sama sekali tidak memiliki kesempatan.

"Apa salahku, sih?" ucap Saibo murung.

"Tenang kawan, ada aku di sini untukmu," ucap Big Bro mencoba menyemangati kembali.

"Kita tidak memiliki waktu untuk menunggu lebih lama lagi. Aiza!"

"Eh?"

"Kau cari dan jemput Sword Master kesini. Aku akan mengirimkan pesawat yang lain untuk kalian berdua nanti."

"Aku mengerti. Kalian bisa pergi duluan."

Akhirnya karena sudah terlalu lama menunggu, Aiza pun disuruh oleh Agent Peterson untuk pergi mencari Sword Master dan Hero yang lainnya pun berangkat duluan.

Mereka tidak boleh kehilangan momen serangan kejutan ini dan rencana mereka akan berantakan jika hanya menunggu satu orang saja.

Sementara Aiza saat ini berlari keluar bandara dengan tanpa tujuan mencari keberadaan Sword Master yang bahkan ia tidak tahu di mana keberadaannya.

"Ya ampun, apa semua Hero Mythical ini sifatnya aneh-aneh?" gerutu Aiza.

[11:00]

Sementara itu di tempat persembunyian WEST, mereka juga sudah berkumpul semua dan akan segera melakukan penyerangan sama seperti para Hero.

Tapi ada berita yang keliru dari para Hero, anggota WEST belum berangkat dan memang tidak membutuhkan waktu tiga hari untuk sampai ke markas S.E.I.D. cabang Metrokarta City. Karena mereka memiliki transportasi milik mereka sendiri yang belum diketahui oleh S.E.I.D.

"Apa semuanya sudah siap?" tanya Commanders.

Sepuluh Villain serta dengan tambahan Cindaku, Raven X, Silent Shooter, dan Techno Knight bersiap untuk pergi ke tempatnya. Tidak ada jawaban dari mereka yang berarti semuanya sudah siap.

Tapi sebelum mereka semua pergi, Enner datang ke dalam ruangan tersebut untuk memberikan sepatah dua patah kata untuk mereka. Dan ia juga bersama dengan seorang pria yang terlihat lebih dewasa dari Enner.

"Oh, kau? Apa kau tidak ikut bersama kami?" tanya Crazy Lava.

"Tidak, aku memiliki tujuanku sendiri jadi kalian bisa pergi tanpa aku."

"Begitu? Ya, terserah kau saja."

"Siapa orang yang di sampingmu, Enner?" tanya Eagle.

"Orang ini adalah RenDras. Dia adalah pengawalku yang baru kembali dari misinya, ia juga ikut bersamaku kali ini."

"Aku mengerti."

"Aku lihat semuanya sudah siap untuk pergi."

"Tentu saja! Aku sudah tidak sabar untuk menghajar para Hero yang aku lihat di kota nanti!" ucap Crazy Lava semangat.

Lalu Enner melihat ke arah salah satu Villain yang lolos dari penjara. Dari 10 orang yang akan pergi ke Metrokarta City, ada satu orang yang ditinggal di sini dan bertugas untuk menghadapi semua Hero yang akan datang kesini.

"Yang aku dengar akan ada lebih dari 10 Hero yang datang kesini, apa kau yakin akan menghadang mereka semua sendirian, R.D. Demon?"

Semua pandangan tertuju padanya. Ia memang adalah anggota WEST yang paling misterius karena jarang sekali berbicara. Tapi karena perhatian semua orang padanya, mau tidak mau ia harus menjawab pertanyaan Enner.

"Ya."

Sebuah jawaban singkat yang entah menunjukkan kepercayaan diri atau kesombongan, tapi yang pasti tidak ada yang mau membahasnya lebih lanjut, karena mereka akan segera pergi dari sini.

Bersambung